Telur merupakan salah satu sumber protein yang memiliki cukup banyak kandungan gizi. Dari mulai vitamin A, vitamin B2, vitamin B12, vitamin D, vitamin E, vitamin K, kalisum, seng, fosfor dan asam folat ada di dalamnya. Maka, tak heran jika telur memberikan banyak manfaat untuk kesehatan.
Telur pun banyak dijadikan menu favorit untuk olahan lauk pauk di rumah karena bisa disandingkan dengan berbagai makanan lain dan membuatnya lezat. Seperti dibuat omelette, dicampur nasi goreng, dijadikan topping mie instan, dan menjadi campuran adonan berbagai kue.
Namun, sayangnya tak semua orang bisa memakannya karena menimbulkan rasa gatal serta kemerahan pada kulit alias alergi. Ya, sama halnya seperti makanan laut, dan susu sapi, telur pun bisa menyebabkan alergi untuk sebagian orang. Alergi telur biasanya terjadi pada anak-anak usia dini dan beberapa sumber menyebutkan, masalah tersebut baru akan sembuh ketika anak sudah beranjak dewasa.
Penyebab Alergi Telur
Alergi telur merupakan reaksi tidak biasa yang ditunjukkan oleh sistem kekebalan tubuh. Jadi, ketika seseorang atau si kecil mengonsumsi telur maupun makanan yang mengandung telur, maka kekebalan tubuh akan menganggap protein yang terkandung di dalamnya sebagai zat yang membahayakan bagi tubuh. Jadi, badan pun akan melepaskan zat histamin sebagai usaha melindungi tubuh.
Reaksi dari anak yang mengalami alergi telur umumnya akan muncul beberapa waktu atau beberapa saat sesudah mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan telur. Tanda-tandanya dimulai dari ringan seperti ruam kulit atau hidung mampet.
Namun, tak menutup kemungkinan mengalami gejala alergi berat, seperti muntah dan masalah pencernaan. Meskipun begitu, tak perlu khawatir berlebihan moms. Sebab, alergi telur sangat jarang mengakibatkan reaksi alergi yang bisa mencelakakan nyawa atau anafilaksis.
Berikut ini adalah beberapa penyebab alergi telur :
1. Reaksi Zat Alergen
Alergen atau zat yang memunculkan alergi pada telur bisa terjadi karena kandungan protein dalam kuning atau putih telur. Tetapi, sebagian besar penderita, umumnya mengalami alergi pada putih telur.
2. Faktor Turunan
Sama halnya seperti diabetes, alergi telur pun bisa diakibatkan oleh faktor turunan dari orang tua. Singkatnya mempunyai orang tua dengan alergi makanan atau penyakit asma.
3. Mengalami Eksim Atopik
Eksim atopik merupakan penyakit kulit yang kemunculannya ditandai dengan timbulnya ruam kulit yang memerah secara terus menerus. Saat mengalami reaksi kulit semacam ini, maka orang tersebut lebih beresiko menjadi alergi terhadap makanan, termasuk alergi telur.
Tanda-tanda Alergi Telur
Reaksi alergi yang umum terjadi sesaat sesudah mengonsumsi telur ataupun makanan yang mengandung telur adalah biduran, bengkak pada bibir atau kelopak mata. Kemudian mata terasa gatal atau berair, telinga atau tenggorokan terasa gatal. Hidung tersumbat, mengeluarkan lendir, dan sering bersin-bersin.
Gejala ringan lainnya bisa berupa batuk, sesak napas, atau napas mengeluarkan bunyi (mengi), dan mengalami masalah pencernaan seperti : kram perut, mual, juga muntah.
Sementara itu, untuk reaksi alergi telur kronis, atau yang membahayakan nyawa, gejalanya bisa berupa : nadi berdenyut cepat, susah bernapas karena kerongkongan terhalang oleh benjolan yang muncul, perut terasa nyeri dan kram, Shock (biasanya tekanan darah berkurang secara bertahap, kepala pusing atau pening, dan kemudian tak sadarkan diri atau pingsan.
Reaksi alergi kronis ini termasuk keadaan darurat yang membutuhkan penanganan dokter atau medis dengan cepat.
Cara Mencegah Alergi Telur pada Anak
Karena mencegah lebih baik daripada mengobati ya moms, maka berlaku juga nih untuk pencegahan terkait alergi telur. Mengingat paling tak tenang kalau melihat si kecil tidak nyaman karena merasakan sakit atau gatal-gatal alergi di sekujur tubuhnya kan, moms? Yuk disimak cara mencegah alergi telur pada anak berikut ini!
1. Hindarkan Anak Mengonsumsi Telur
Hal paling utama agar terhindar dari reaksi alergi telur, tentu saja kita harus menghindarkan anak untuk mengonsumsi telur. Entah itu yang direbus, ataupun digoreng.
2. Selalu Perhatikan Kandungan atau Bahan Campuran dari Makanan Olahan
Saat kita mempunyai anak atau keluarga yang alergi telur moms, Pastikan untuk selalu membaca ataupun menanyakan setiap makanan yang dibeli atau diolah di restoran tidak mengandung telur. Sebab, beberapa pasien alergi telur bisa bereaksi walaupun kandung telur pada makanan hanya sedikir.
Karena seperti puding, es krim, crepes, waffle, kue bertepung, mayones, roti, pasta, dan kue kering, aneka kue basah biasanya mengandung telur sebagai salah satu bahan bakunya. Lebih aman memang jika membuat makanan-makanan tersebut sendiri di rumah.
3. Hindari Mengonsumsi Telur untuk Ibu Menyusui
Nah moms, jika moms sedang proses menjadi ibu menyusui, kemudian bayi moms ternyata alergi telur, maka hindarilah konsumsi telur ataupun bahan yang mengandung telur ya moms. Karena apa yang moms makan ikut masuk ke tubuh bayi melalui ASI.
4. Pakai Gelang Khusus
Terakhir, agar tidak kecolongan moms, maksudnya kan orang-orang di sekitar, seperti tetangga atau orang tua anak teman kita belum tentu mengetahui jika anak memiliki alergi telur, nah, sebaiknya pakaikanlah gelang khusus penderita alergi.
Apalagi jika anak alergi telurnya termasuk kronis. Jadi, kalau anak menggunakan gelang khusus, tentu orang-orang di sekitarnya bisa lebih mudah mengetahui kondisi anak tersebut.
Nah, itulah pembahasan mengenai penyebab alergi telur, gejalanya, serta cara mencegah alerginya moms. Namun, moms pun harus bisa membedakan antara benar-benar alergi telur ataukah hanya bentuk intoleransi makanan saja moms.
Untuk memastikan anak-anak ataupun kita alergi terhadap suatu makanan termasuk telur, sebaiknya lakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui serangkaian tindakan medis. Sementara itu, jika terlanjur alergi karena tak sengaja memakan bahan makanan yang mengandung telur, berikanlah obat anti alergi yang sesuai. Pastikan juga anak moms tidak alergi obat ya!