Mungkin bukan cuma aku satu-satunya manusia di dunia yang suka punya pikiran, “wah enak ya jadi si x, hidupnya bergelimang harta, karirnya moncer, cerdas, pasangannya juga sempurna!” Jika melihat seseorang di lingkungan terdekat hidupnya ‘terlihat’ sangat sempurna dari berbagai aspek. Sementara akunya ya begini-begini aja. Bisa dibilang seujung kukunya dia pun enggak ada. Hidup dengan penuh rasa bosan dan penyesalan. Kemudian berandai-andai waktu bisa diputar ulang atau setidaknya ingin merasakan menjadi si x.
Adalah Kirana (Titi Kamal), yang alih-alih dipanggil sayang atau panggilan sayang lainnya oleh sang suami Ben (Raffi Ahmad) malah dipanggil Kir merasa jenuh dengan hidupnya sebagai ibu rumah tangga dengan dua anak berusia sekolah dasar. Dia merasa iri dengan kehidupan tetangganya Lidya dan juga teman sekolahnya dulu, Diana (Donita). Diana sendiri merupakan bekerja di bidang Public Relation (PR) dan karirnya sukses. Sering bolak-balik ke luar negeri dan juga punya klien-klien penting.
Di tengah kejenuhannya sebagai ibu rumah tangga, Kirana juga dihadapkan pada kenyataan bahwa putranya mengidap diseleksia. Pokoknya rasanya dunia sungguh tak berpihak padanya. Belum lagi ART nya yang enggan kembali bekerja di rumah mereka karena Kirana sering komplain soal pekerjaannya.
Saat bertemu dengan Diana yang baru pulang dari luar negeri, kejenuhan atau bisa dibilang rasa penyesalan Kirana semakin menjadi-jadi. Soalnya Diana ini semacam kayak meracuni Kirana dan membuat Kirana makin iri dengan kehidupan teman-teman satu gengnya saat sekolah. Ada yang punya usaha rendang kalengan sukses lha, dan lain sebagainya. Diana juga sering mengingatkan sayang banget ya Kirana yang di sekolah prestasinya paling bagus, aktif di OSIS tapi cuma ibu rumah tangga aja.
Selain meracuni Kirana, Diana juga membujuknya untuk ikut reuni tahunan di mana biasanya Kirana dan Ben enggak pernah hadir. Diana bilang Kirana harus datang karena Diana yang merancang acaranya. Akhirnya Kirana datang bersama Ben. Lalu diajak Diana untuk bergabung dengan teman-teman satu geng mereka dulu. Di sanalah Diana berbohong pada teman-temannya, menyatakan bahwa Kirana tak hanya ibu rumah tangga, tapi juga PR konsultan yang hebat. Kirana jadi enggak nyaman. Apalagi saat bertemu seseorang bernama Tama (yang naksir dia dulu) dan berharap Kirana bisa membantunya sebagai PR untuk pencalonannya sebagai wakil wali kota.
Merasa semakin tak nyaman, Kirana keluar dari ingar-bingar reuni, lalu enggak sengaja mendatangi stand tukang ramal bernama madam Srimenyan. Di sanalah semuanya dimulai. Saat Kirana menumpahkan segala penyesalannya dan mendapatkan selembar kartu yang jika warnanya berubah merah maka nasib Kirana bisa berubah.
***
Yash, seperti FTV yang pernah kutonton, di film Rumput Tetangga ini, Kirana dan Diana bertukar nasib. Kirana jadi PR konsultan yang punya kantor sendiri, tinggal di apartemen mewah, punya asisten adik kelas waktu sekolah bernama Hendra (Gading Martin), mobilnya pun ada banyak. Sementara Diana jadi istri Ben, punya dua anak dan seorang ibu rumah tangga. Hendra yang tadinya supir Diana berubah jadi asisten Kirana.
Mulanya tentu saja Kirana senang, bahkan dia bingung sendiri ketika tahu dirinya punya kantor, klien artis yang disukainya, bahkan dia mengubah suasana kantor yang tadinya super serius jadi santai. Semua orang menyukainya. Kirana juga tentu saja bahagia bisa merasakan apa yang diinginkannya selama ini. Lulus kuliah enggak langsung nikah, dan karirnya moncer. Namun, keesokan harinya, ketika dia berharap kembali pada kehidupannya sebagai ibu rumah tangga tapi dia tetap jadi Kirana yang belum menikah. Di sanalah Kirana merasa frustrasi. Dia rindu keluarganya, rindu Ben dan juga anak-anaknya. Juga merasa sebal ketika tahu Diana yang bertukar posisi jadi dirinya, dipanggil Mami pula oleh Ben.
Film berdurasi 100 menitan ini kalau boleh jujur banyak adegan-adegan yang terkesan membosankan dan enggak ada pun ya udah enggak pa-pa. Namun dibalik itu semua ada hikmah ada pembelajaran yang bisa diambil dari film ini dan relate banget sama kehidupan di dunia nyata. Ya, enggak boleh iri sama kehidupannya tetangga atau teman yang sukses. Kan kita enggak tahu dia mulainya dari mana, cara dia berkembang kayak gimana. Juga cara dia bertahan di posisi tersebut gimana.
Seperti halnya Kirana dan Diana yang enggak tahu menahu proses masing-masing jadi seperti itu gimana. Kalau tiba-tiba bertukar tempat jadinya bingung juga satu sama lain. Aku jujur aja enggak bisa nebak eh bisa dibilang terkecoh kenapa Kirana susah balik ke posisinya yang dulu, enggak menduga sama ganjalannya. Enggak menduga juga kalau Diana ternyata masih suka Ben sekalipun Ben nolak dia karena sukanya sama Kirana.
Jadi, akhirnya mereka bisa kembali ke tempat asalnya enggak eh posisi masing-masing? Tonton sendiri aja ya biar greget. Secara keseluruhan film ini mengajak kita eh aku untuk bersyukur dengan kehidupan yang dimiliki. Jangan iri dengan kehidupan orang lain yang terlihat sempurna karena ya itu kita eh aku enggak tahu awal mula si X meniti jalan menuju kesuksesan dan apa yang dimilikinya saat ini itu gimana. Lagi pula Tuhan tahu mana yang terbaik untuk makhluk ciptaannya bukan. Yuk berpikir positif aja! Ini lagi ngingetin diri sendiri lho ya.
Psst, filmnya bisa ditonton gratis di HOOQ
Filmnya keren… saya waktu kecil pernah nonton film yang ide ceritanya sama. Pemainnya dulu deddy cobuiser yang bisa memindahkan jiwa orang lain ke tubuh yang diinginkannya. Film itu mengajarkan bahwa kehidupan kita tetaplah yang terbaik untuk diri kita. Kita tidak tahu apa yang orang lain jalani. Bisa saja bebannya lebih berat namun tetap tersenyum di depab kita.
Memang kak kalau kita melihat rumput tetangga lebih hijau selalu ada aja yang kurang, sering juga aku sempat punya pikiran seperti itu, pengen ya di posisi dia tapi mungkin juga ada orang lain berpikir seperti itu juga pengen di posisi yg kita jalani, yahh intinya kita manusia bersyukur saja, terus jalani hidup ini dengan melakukan yg terbaik. Kan juga kita ga selamanya di dunia hanya sementara saja, ya film belajar dari rumput tetangga 2019 relate banget ya kak. Jadi pengen nonton filmnya mau tau kirana bisa balik seperti semula ga ya.
Jadi mereka switch gitu yaaa, seperti abis di-simsalabim. Hehehe. Kayaknya kocak nih, apalagi yg main Donita dan Tikam.
Ceritanya menarik. Intinya harus bersyukur dengan kondisi masing-masing ya. Rumput tetangga yang keliatan lebih ijo ya belum tentu se-ijo yang kita liat juga.
Bener rumput tetangga terlihat lbh hijau karena terangga lebih rajin nyiram dan kasih pupuk wkwk..intinya dari cerita film ini kita hrs senantiasa bersyukur dng apa yg kita miliki ya kak..
Di dalam kehidupan nyata hal ini sering banget terjadi. Cuma bedanya tidak ada yg bisa bertukar tempat dan merasakan kehidupan sebagai orang lain.
Alhamdulillah aku engga iri ama rumpu tetangga, apalagi tetangga depan rumah. Rumputnya tinggi dan rumah itu jadi kantor. Wkwkwk…
Bagus filmnya sih. Reminder u kita spy bersyukur menerima potensi apa adanya…
Rumput tetangga selalu terlihat hijau, padahal ya nggak juga. Jadi pengen nonton filmnya..
Udah beberapa kali pengen nonton tp gak tau dimana, ternyata udah ada di Hooq, ya
Memang ibu rumah tangga kerap merasa jenuh dengan pekerjaannya, apalagi jika terpengaruh oleh paham "kiri" bahwa perempuan tak semestinya hanya di rumah mengurus kasur, sumur dan dapur.
Kalau rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita, tinggal kitanya aja yang banyak-banyak bersyukur dengan anugerah yang telah tuhan berikan pada kita sejak dari lahir.
Tema film nya simple ya tentang kehidupan sehari-hari tapi mengena banget karena masalahnya dekat bgt sama kehidupan kita. Ok juga buat ditonton.
Nah ini nih yang memang bikin aku jarang nonton film Indonesia di bioskop, soalnya bisa dengan mudah didapatkan diaplikasi nonton online seperti HOOQ. Untuk rumput tetangga ini udah pernah lihat cuplikannya, tapi belum pengen nonton sih.
Yuk lah ramaikan nontonnya. Apalagi gratis di hooq haha
Suka juga si film indonesia terutama yg film legenda hehe
Ok, d rumah ada HOOQ. Aku ma istri bisa liat ah… kalau malam2 saat anak2 udah tidur.
Auto si something, lagunya Ali Sastra, Nikmat Apa Lagi..
Terkadang Kurasa..
Rumput tetangga lebih hijau dari..
Nasihat dari Ar Rahman ayat 13
Saya nonton ini pas di pesawat. Sempat deg deg an juga pas hampir nyampe di endingnya.
Bagus menurut saya, bisa sebagai pengingat diri juga, bahwa kehidupan tetangga yang tampak menyenangkan dan membuat iri itu, ternyata tak semenyenangkan yang kita kira
sudah nontn film ini dan emang baguss
Karena hidup itu wang sinawang, alias saling melihat… kalo liatnya punya tetangga terus, ya punya kita sendiri nggak bakal keurus dong yaa…
Pernah berada di fase iri sama rumput tetangga dan itu beban hidup bgt. Keuangan jadi berantakan. Akhirnya bisa kembali kejalan yg lurus dan benar. Harus banyak syukur sih kataku