Belajar Financial Planning Secara FUNancial

By Gemaulani

Jutaan orang bahkan tidak menyadari, bahwasannya setiap hari mereka mengeluarkan uang dalam jumlah sedikit namun dilakukan secara berulang-ulang. Itupun untuk hal-hal yang sebenarnya bisa dihindari. Hingga pada saat dihitung, tak terasa totalnya bisa membuat tercengang, apalagi jika uang tersebut diinvestasikan. Yang enggak sadar ini termasuk aku sih di dalamnya. Enggak tahu kalau abang, abang sadar enggak. Itu lho yang dinamakan Latte Factors, Bang!
belajar financial planning secara funancial

Latte Factors : pengeluaran yang terlihat kecil, namun tanpa disadari hal tersebut dilakukan berkali-kali. Seperti tarik uang di ATM beda bank, banyak pesan makanan karena ongkos kirim murah, beli rokok, bayar parkir padahal cuma buat antar-jemput seseorang di lobi dan masih banyak lagi yang lainnya
Aku baru sadar soal Latte Factors ini ketika menghadiri acara FUNancial Talkshow Start-Up Smart Yang Kamu Mau persembahan Home Credit Indonesia yang digelar di Bandung. Tepatnya di Pabriek Kopi Upnormal Coffee Roasters – Jalan Cihampelas No.96, Tamansari, Bandung. Sabtu, 07 Desember 2019 dari jam 09.30 – 12.30 WIB. Temanya hari itu adalah Financial Tips for Turning Your Hobby into A Bussiness alias Tips Mengelola Keuangan untuk Mengubah Hobi menjadi Sebuah Bisnis. Lebih tepatnya obrolan para pembicaranya membuatku tersadar. Bahwasannya ada yang salah dengan pengaturan keuanganku selama ini. Latte Factorsku banyak banget termasuk kalau enggak ada uang kembalian suka aku ikhlasin aja.
Berangkat dari kata FUNancial dan Yang Kamu Mau ditambah sebuah tema yang menarik, apalagi pada bagian “mengubah hobi menjadi sebuah bisnis.” Kemudian pembicara utamanya seorang Financial Planner sekaligus co-founder Hahaha Corp (Mas Dipa Andika) dan pembicara tamunya merupakan Owner Whatravel Indonesia (Mas Mochamad Takdis). Ditambah pesertanya enggak dipungut biaya alias gratis. Hatiku pun akhirnya tergerak untuk ikut talkshow dari Home Credit Indonesia ini. Maafkan aku yang enggak kuasa menolak hal-hal gratisan ini, Bang, apalagi ini ilmu keuangan. Mudah-mudahan manfaatnya bisa terasa entah pada saat ini atau hingga aku dan abang membangun keluarga suatu hari nanti.


Semua peserta yang datang diwajibkan untuk registrasi. Nah, saat registrasi ini unik lho, Bang. Kita diberikan selembar sticky notes. Di mana kita bisa menuliskan apa mimpi kita saat ini, lalu menempelkannya pada dinding buatan berlatar warna warni cerah. Di sana udah ada banyak tempelan peserta lain. Aku tentunya menempelkan itu sambil mengamini dalam hati semoga lekas terwujud. Barulah setelah selesai registrasi peserta talkshownya boleh menuju ke ruangan acara.
Ratusan peserta datang memenuhi seluruh kursi yang tersedia. Sampai enggak ada satu pun kursi kosong yang tersisa. Gokil sih ini, pada antusias semua buat ikutan FUNancial talkshow Yang Kamu Mau. Yang datang pun dari segala profesi dan usia yang berbeda-beda. Sebagian besar masih mahasiswa. Acaranya dipandu dengan hangat dan seru oleh mba Ucita Pohan. Dimulai dengan memperkenalkan tentang Home Credit Indonesia.
Abang udah tahu belum Home Credit Indonesia ini apa. Belum. Ya baiklah, ku akan memperkenalkannya padamu. Home Credit Indonesia merupakan Perusahaan pembiayaan multiguna dan juga multinasional. Hadir di Indonesia sejak tahun 2013 untuk membantu masyarakat agar lebih mudah dan cepat dalam belanja menggunakan fitur cicilan tanpa kartu kredit. Dari mulai gadget, sepeda motor bahkan sampai pembiayaan multiguna untuk renovasi rumah, biaya pernikahan dan lainnya pun ada. Info selengkapnya bisa abang cek di myHomeCredit atau www.homecredit.co.id
Nah, FUNancial Talkshow Yang Kamu Mau dari Home Credit Indonesia ini sebelumnya telah digelar di Jakarta, lanjut ke Bandung, dan setelahnya akan menuju ke Surabaya di tanggal 14 Desember 2019 dan kota-kota selanjutnya. Bisa dicek melalui link bit.ly/DaftarFUNancialSurabaya. Sementara itu yang menjadi dasar atau tujuan diadakannya talkshow ini dijelaskan langsung oleh mbak Freya selaku VP of Brand & Communication Strategy Home Credit Indonesia.

Tujuan diadakannya FUNancial talkshow ini karena Home Credit Indonesia ingin membantu masyarakat Indonesia untuk mengatur keuangan agar bisa mencapai apa yang diinginkan. Apalagi melihat data dari OJK di tahun 2016-2017, bahwasannya lebih dari 70% masyarakat masih kurang memahami bagaimana cara mengatur keuangan dengan lebih baik. Namun, masalahnya enggak semua orang suka berbicara financial planning atau perencanaan keuangan dengan serius. Soalnya cukup sulit untuk dipahami bagi orang yang latar belakang pendidikannya bukan dari financial. Jadi, Home Credit Indonesia sebagai start up – smart ingin mengedukasi masyarakat agar melek keuangan dengan cara yang menyenangkan atau FUN.
Serius ini acara berbicara soal tips mengelola ataunmengatur keuangan pribadi dan bisnis, juga bahas hobi jadi bisnis tapi rasanya menyenangkan. Aku bahkan sangat antusias untuk mendengarkan semua yang dibahas oleh para pembicara. Eh ya sebelum dimulai acaranya, Home Credit Indonesia banyak membagikan hadiah lho. Salah satunya kompetisi berjalan ala-ala catwalk.

“Saya harus bisa menemukan gimana caranya membantu mereka (para artis / stand up comedian di Hahaha Corp) untuk tidak jatuh miskin.” – Dipa Andika

Mengubah Hobi Menjadi Bisnis – Mochamad Takdis

Sebelum masuk pada pembahasan seputar tips mengatur keuangan oleh mas Dipa Andika. Terlebih dulu mbak Ucit menanyakan pada mas Takdis perihal awal mulanya Whatravel Indonesia berdiri. 
Mas Takdis sendiri memulai bisnisnya sejak tahun 2011. Bermula dari hobinya sebagai traveller, kemudian dia senang menceritakan perjalanannya di blog. Berlanjut ke menjual travel gear, akhirnya sampailah ke bisnis travel yang sekarang udah membuka OPEN TRIP ke 87 Destinasi di Dunia, membuat Hostel dan Mini Cluster.
Eits jangan salah, bisnisnya ini enggak langsung bimsalabim jadi sukses ya. Mas Takdis pernah jatuh bangun dengan bisnisnya. Dari mulai membuat kopi shop, food court dan travel gearnya itu. Bahkan yang membuat kukaget ternyata dia di DO pada saat sedang persiapan naik gunung Rinjani. Ya iyalah, bolos saat UAS katanya karena bosan dengan kuliah kala itu dan akhirnya memutuskan untuk pergi travelling. Tapi akhirnya malah jadi bisnisnya yang sekarang ditambah dia diundang oleh kampusnya untuk mengisi acara.

Hal Mendasar yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengubah Hobi Menjadi Bisnis – Dipa Andika

Berhubung mas Takdis membahas soal awal mula hobinya berubah menjadi bisnis. Mas Dipa pun akhirnya mengeluarkan tips-tips atau hal-ha yang harus diperhatikan sebelum memulai sebuah bisnis.
1. Kerjakan atau pilih bisnis yang disukai
Menjalankan hobi atau bisnis yang enggak disukai tapi pemikirannya tertuju pada uang. Jarang ada yang berhasil. Begitu kata mas Dipa. Tapi kalau menjalankan hobi atau bisnis yang disukai, maka uang akan berdatangan. Ini dikarenakan kalau kita meyukainya, maka kita bisa menjalankannya dengan rileks setiap hari. Enggak ada beban dan malas.

2. Memisahkan rekening pribadi dan bisnis
Dalam memulai sebuah bisnis atau ketika kita mempunyai bisnis. Maka yang pertama kali harus dilakukan adalah memisahkan antara rekening pribadi dan bisnis. Rekening bisnisnya pun hanya untuk satu bisnis. Enggak boleh dicampur antara bisnis satu dengan lainnya. 

3. Selalu mencatat pengeluaran dan pendapatan (pemasukkan)
Apa pun bisnisnya, berapapun nominal yang dikeluarkan (modal) dan yang didapatkan (untung) harus dilakukan pencatatan. Bahkan untuk pengeluaran-pengeluaran kecil macam bayar parkir, tol, belanja bahan ini-itu. Pokoknya harus dicatat. Biar apa coba, biar tahu lah kebutuhan untuk bisnisnya berapa.
4. Mendokumentasikan semuanya
Dokumentasikan semua yang berhubungan dengan bisnis. Entah itu kontrak, kwitansi, berkas potong pajak dan lainnya. Soalnya ini akan dibutuhkan sewaktu-waktu di masa yang akan datang, gengs. Minimal berkas 5 tahun ke belakang harus ada.
Menyoal catat-mencatat pengeluaran dan pendapatan ini, mas Takdis membagikan pengalamannya saat membuka usaha coffee shop. Di mana enggak adanya pencatatan. Kemudian saat ada teman datang, temannya enggak bayar alias digratiskan. Padahal ya bisnis adalah bisnis, enggak ada yang namanya gratis buat teman. Jadi, abang gitu juga enggak.

 “Kalau kamu orang yang boros, maka buatlah atau temukan cara untuk membuatmu sulit mengambil uang.”

Eh ya jangan salah. Meskipun misalnya abang yang punya bisnis. Abang harus tetap menggaji diri abang sendiri. Kalau mas Takdis dibagi tiga gajiannya. Gajian bulanan, persemester dan tahunan. Ini supaya abang terhindarkan dari memakai uang perusahaan.
Selain menggaji diri sendiri, penting juga untuk memerhatikan jadwal dan nominal transfer gaji ke rekening pribadi atau rekening penggajian. Supaya bisa membantu kalau ada niatan melakukan pengajuan pembiayaan ke bank. Terlihat kalau pendapatan abang stabil. Juga lebih dekat ke financial goal atau tujuan financial.
Yang harus dilakukan untuk mencapai Financial Goal / Tujuan Financial
Financial goal ini harus dibuat serinci mungkin. Misalnya kita mau membuka bisnis apa, kapan dan juga perencanaannya harus dilakukan secara jangka pendek-menengah-panjang.

Mimpi itu boleh, tapi harus logis dan ditulis sedetail mungkin. Karena mimpi adalah bagian dari rencana.

Untuk mencapai tujuan financial ini tentunya abang harus telaten menabung, deposito, dan berinvestasi. Ada banyak investasi yang bisa abang pilih. Bahkan ya, investasi di reksa dana sekarang ini udah ada yang bisa dlimulai dari 10 ribu rupiah aja. Pun dengan nabung emas, udah banyak yang terjangkau lho, Bang. Investasi ini penting dan alokasinya harus dipaksakan bukan malah menunggu kalau ada sisa uang. Alokasinya bisa abang lihat digambar ya.

Investasi ini penting karena : “1 rupiah saat ini, lebih berarti dari nilai 1 rupiah yang didapat pada waktu yang akan datang.”

Mas Dipa juga membahas tentang dana darurat, dana pensiun dan asuransi jiwa ini akan berguna kalau abang punya tanggungan. Ini juga merupakan beberapa tujuan dalam berinvestasi. Dana Darurat dibutuhkan untuk.mengantisipasl kebutuhan tak terduga. Bisa disimpan dalam bentuk tabungan, deposito, reksadana pasar uang dan emas. Namun akan lebih baik dibuat dalam bentuk tabungan. Jadi lebih mudah untuk diambil saat terdesak. Itupun harus di rekening terpisah ya.

Dana darurat sendiri jumlah menabungnya harus disesuaikan dengan jumlah
tanggungan. Kalau udah punya istri berarti dana darurat yang harus dimiliki sebanyak 2x pengeluaran. Beda lagi kalau udah punya istri dan anak berarti dana darurat yang
diimiliki ya sebanyak 3 kali pengeluaran. Terus bertambah sesuai jumlah tanggungan abang nantinya.

Setelah penjelasan mengenai investasi selesai. Acara pun dilanjutkan dengan tanya jawab, foto bersama serta pengumuman pemenang dan pengundian doorprize. Terima Kasih Home Credit Indonesia atas kesempatannya hadir di acara membicarakan masalah pengelolaan keuangan tapi tetap menyenangkan melalui FUNancial Talkshow ini. Apalagi sepanjang acara bertaburan hadiah.

Satu pemikiran pada “Belajar Financial Planning Secara FUNancial”

  1. Lahi mikir kalau latte factor saya adalah jajan karena bosan. Kimlahnya memang dikit dan paling besar 6 ribu rupiah untuk semangkuk baso jika suami gajian, lalu dalam sepekan bisa jajan di bawah 5 ribu. Kalau sebulan rasanya bisa banyak. Harus alihkan hal lain agar tidak jajan karena bosan, hu hu.
    Olmunya bermanfaat banget dan yang baca bisa tahu soal kesalahannya untuk persiapan finansial lebih baik.

    Balas
  2. Wah iya ya ? Beli rokok sebatang pun kalau terus menerus juga bakal banyak jika dijumlahkan. Apalagi jika sebungkus sehari. Bisa-bisa dapet motor setahun. Jadi kudu pinter2 kelola keuangan ya ?

    Balas
  3. Beruntunglah mereka yang bisa menjadikan hobi sebagai bisnis. Aku semakin sadar pentingnya perencanaan keuangan justru setelah menikah. Hehehe. Mulai investasi, mulai nabung banyak, mulai bikin daftar pengeluaran dan pendapatan, semua setelah menikah. Sebetulnya sejak lama udah tahu itu, tapi yaaaa masih saja santai nikmatin hidup pas masih single. Kekeke.

    Balas
  4. Gemas banget sih itu part sticky notesnya lucu yaa dan unik jadi background foto. Setuju kalo rekening harus dipisahin antara bisnis or invest dan rekening untuk kebutuhan hidup rutin.Perencanaaan keuangan itu dimulai dari diri sendiri.

    Balas
  5. Keren juga itu Mas Takdis, bisa diundang lagi ke kampusnya setelah di DO. Tapi mungkin kalau gak di DO bisnisnya bisa jadi tersendat karena mikirin kuliah aja. Nasib orang gak tahu sih.

    Balas

Tinggalkan komentar