Bolehkah Aku Menyepi dan Menepi?

By Gemaulani

Aku tidak mengerti kenapa suasana hatiku mudah berganti akhir-akhir ini …
Dan aku sungguh tak menyukainya.
Aku juga tidak mengerti mengapa aku lebih suka menangis daripada tertawa …
Padahal aku bisa melakukan keduanya dalam satu waktu yang sama.
Ya, seseorang pernah bilang, kelebihanku itu bisa menangis sambil tertawa.
Apakah itu benar? Mungkin saja iya.
Aku tidak mengerti mengapa aku mengkhawatirkan banyak hal yang sebenarnya tak perlu dikhawatirkan.
Karena segala sesuatu sudah ada porsinya masing-masing.
Namun tetap saja aku tak bisa menghilangkan kekhawatiran itu.
Aku benar-benar semakin tak mengerti dengan diriku sendiri.
Setidaknya akhir-akhir ini.

sumber gambar : pixabay

Yang tiba-tiba bersemangat, lalu beberapa saat kemudian semangatnya melempem.
Seperti kerupuk yang disiram air.
Seolah tak cukup, aku malah bergulat dengan diriku sendiri.
Menghakimi dan menyalahkan diri sendiri.
Bahkan terkadang membenci diriku sendiri.
Bahkan untuk menjawab mauku apa, pun aku kebingungan.
Sepertinya aku butuh ruang sendiri.
Ruang yang benar-benar sendiri.
Menepi, menyepi …
Tanpa interupsi dari siapapun dan apa pun.

Bolehkah?
Bolehkah aku menyepi …
Bolehkah aku melewatkan sepanjang hari ini hanya untuk sendiri.
Berbaring tanpa melakukan apa pun, tanpa memikirkan apa pun, tanpa mencemaskan apa pun.
Tanpa berdebat banyak hal dengan diriku sendiri.
Aku mungkin hanya butuh waktu untuk menenangkan diriku.
Merajut kembali semangat yang tengah ambyar pada saat ini.
Agar aku siap untuk memulai esok yang baru, bersama diriku yang lebih mampu mengontrol emosiku.

Tinggalkan komentar