“Biasalah,
Gun, masalah klasik. Aku gak siap dengan ujian minggu depan. Kamu tau
kan aku punya penyakit latah, mana bisa aku melewati ujian praktik dari
Bunda Lampir,” jawab Poci lesu.
Poci memang mempunyai penyakit
latah. Saat semester pertama, pelajaran dari Bunda Lampir, yaitu teknik
menakuti manusia. Manusia yang mereka takuti adalah mereka yang tidak
salat, pemabuk, koruptor, pencuri, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Hororesia.
Pertama kali Bunda Lampir mencontohkan kepada murid–muridnya, kebetulan
ada segerombolan pamabuk lewat. Dengan menaiki sapu lidi ajaibnya,
Bunda Lampir melayang–layang di udara sambil cekikikan. Kemudian ia
berkata, “Hai anak muda, jangan sia-siakan tubuhmu dengan meminum
minuman haram itu.”
Tak ayal para pemuda tersebut lari tunggang
langgang dan meninggalkan botol minumannya. Murid–murid pun tampak
memperhatikan aksi Bunda Lampir dengan saksama.
Bunda Lampir
mengatakan bahwa praktik kali ini bukan hanya untuk menakuti mereka,
tapi juga harus mampu untuk menyampaikan pesan–pesan bijak. Murid–murid
mengangguk serentak tanda mengerti. Termasuk Poci, ini kali pertama
baginya karena ia adalah murid baru di sekolah Hororesia.
Gun, masalah klasik. Aku gak siap dengan ujian minggu depan. Kamu tau
kan aku punya penyakit latah, mana bisa aku melewati ujian praktik dari
Bunda Lampir,” jawab Poci lesu.
Poci memang mempunyai penyakit
latah. Saat semester pertama, pelajaran dari Bunda Lampir, yaitu teknik
menakuti manusia. Manusia yang mereka takuti adalah mereka yang tidak
salat, pemabuk, koruptor, pencuri, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Hororesia.
Pertama kali Bunda Lampir mencontohkan kepada murid–muridnya, kebetulan
ada segerombolan pamabuk lewat. Dengan menaiki sapu lidi ajaibnya,
Bunda Lampir melayang–layang di udara sambil cekikikan. Kemudian ia
berkata, “Hai anak muda, jangan sia-siakan tubuhmu dengan meminum
minuman haram itu.”
Tak ayal para pemuda tersebut lari tunggang
langgang dan meninggalkan botol minumannya. Murid–murid pun tampak
memperhatikan aksi Bunda Lampir dengan saksama.
Bunda Lampir
mengatakan bahwa praktik kali ini bukan hanya untuk menakuti mereka,
tapi juga harus mampu untuk menyampaikan pesan–pesan bijak. Murid–murid
mengangguk serentak tanda mengerti. Termasuk Poci, ini kali pertama
baginya karena ia adalah murid baru di sekolah Hororesia.
Buku Antologi Cerpen dari event sekolah hantu “Semangat Untuk Poci” oleh
Judul : Semangat Untuk Poci
Tebal : viii + 152 Hlm
Harga Asli : Rp.42.500
Harga Pre Order : Rp.38.250 (Dis. 10 %)
Harga Kontributor: Rp. 34.400
Penerbit : Raditeens Publisher
ISBN : Dalam Proses
Ongkir ke seluruh Indonesia :
Order 1-2 Ongkir Rp.15.000
Order 3-4 Ongkir Rp.20.000
Order 5-6 Ongkir Rp.25.000
Deadline Pre Order tanggal 10 Juli 2014
Cara Order : sms dengan format
nama_judul_jumlah_Alamat lengkap_no hp ke 087757691882
Dan sertakan foto bukti transfer ke inbox Raditeens Publisher