MSG Factory Visit – Ajinomoto Karawang

By Gemaulani

Ada yang pernah baca blogpostku mengenai UMAMI & MSG di Blogger Gathering Eat Well Live Well enggak? Di bagian akhir aku menuliskan kalau keseruannya akan dilanjutkan dengan blogger goes to Ajinomoto Factory. Iya, jadi pada tanggal 07 November 2018, aku bersama teteh dan aa blogger berkunjung ke pabrik PT. Ajinomoto Indonesia Karawang. Yang terletak di Karawang International Industrial City (KIIC) dan sudah berdiri sejak tahun 2012.








Dan aroma yang pertama kali menyapa hidung saat tiba di pabrik Ajinomoto ini adalah kelezatan sejati rasa umami dari Masako yang enggak terbantahkan. Nah, sebelum melihat proses produksi dari Masako, Saori dan Sajiku tepung bumbu, kami pun disambut di kantinnya Ajinomoto karena kebetulan di hari itu ada kunjungan juga dari fanspage para pencinta Masako di facebook. Sungguh ku baru tahu.








Di dalam kantin, kami diberikan masing-masing sebuah pastry berbentuk roti dengan isian fla vanila yang harus dimakan ketika masih dingin. Dan rasanya enak banget ya ampun. Flanya mirip es krim vanila gitu. Udah gitu harganya ternyata terjangkau gaes. Lima ribu rupiah aja, katanya bisa dicari di Alfamidi. Nah, pastrynya ini diproduksi oleh PT. Ajinomoto Bakery Indonesia yang pabriknya berada di Karawang Timur dan berdiri sejak tahun 2016.



Pak Fahrurozi

Setelah menikmati pastry, acara pun dilanjutkan dibuka dengan sambutan pak Fahrurozi selaku Head of Public Relation Division PT. Ajinomoto Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan seputar safety saat berada di pabrik Ajinomoto oleh pak Fajri. Yang mana keselamatan pengunjung selama berada di lokasi pabrik Ajinomoto ini udah menjadi tanggung jawab dari Ajinomoto. Dimulai dari pengunjung harus tetap tenang (jangan panik) bila terjadi kondisi darurat. Kemudian apa saja yang boleh dan enggak boleh dilakukan selama berkunjung.






Pabrik Ajinomoto sendiri dilengkapi dengan emergency equipment berupa alat pemadam api ringan, fire hidrant, fire alarm, sprinkler system dan tersedia kliniknya juga. Nah, setelah pak Fajri menjelaskan seputar keamanan dan keselamatan saat berada di lingkungan pabrik Ajinomoto Karawang, dilanjutkanlah pengenalan singkat seputar Ajinomoto, termasuk yang pabrik Karawang ini oleh pak Nico Andreas selaku GA Manager.



Pak Nico Andreas


Kantor pusat PT. Ajinomoto Indonesia didirikan pada tahun 1969 di Sunter, Jakarta Utara. Sementara PT. Ajinomoto Indonesia pabrik Mojokerto, Jawa Timur didirikan pada tahun 1970. Selain itu, Ajinomoto pun mendirikan pabrik khusus produk ekspor ke luar negeri pada tahun 1989 bernama PT. Ajinex International di Mojokerto, Jawa Timur. Jadi, PT. Ajinomoto Indonesia pabrik Karawang ini merupakan pabrik kedua yang didirikan pada tahun 2012 untuk mendistribusikan produknya ke pulau Jawa, Sumatera dan sebagian wilayah Kalimantan.








Pabrik Ajinomoto Karawang ini mempunyai lahan seluas 17 hektare dan udah terpakai sebanyak 70 persen gaes. Masih sisa 30 persen yang belum dibangun. Sementara total jumlah karyawannya per September 2018 sebanyak 685 orang, yang terdiri dari karyawan regular 432 orang, outsourcing 97 orang, pemborongan 188 orang dan manager sebanyak 18 orang. Sementara jam operasionalnya dibagi ke dalam tiga shift dan punya tiga stel seragam kerja yang warnanya berbeda. Jadi seminggu tiga kali ganti gitu.








Ajinomoto pun memiliki tiga jenis sertifikat. Mulai dari sertifikat halal dari MUI, Food safety, environment, dan quality dari ISO, juga safety dari OHSAS. Soal kehigienisan, dan kebersihan juga sangat terjaga di Ajinomoto ini. Termasuk dalam memenuhi kebutuhan air untuk produksi. Yang mana dibeli langsung dari KIIC dan tetap melalui tahapan water treatment process (WTP) hingga airnya pun bisa diminum. Dan bertanggung jawab terhadap limbah air produksi yang di daur ulang melalui proses waste water treatment (WWT) hingga bisa menjadi air bersih yang bisa digunakan kembali. Keren ya, limbahnya jadi enggak dibuang sembarangan dan enggak mencemari lingkungan tentunya.



Melihat Proses Produksi Saori, Masako dan Sajiku Tepung Bumbu

Sebagian produk Ajinomoto

Seperti yang udah kutulis di paragraf kedua. Ternyata di pabrik Ajinomoto Karawang ini sementara baru memproduksi Saori, Masako dan Sajiku tepung bumbu aja. Sementara produk lainnya diproduksi di Mojokerto, Jawa Timur. Jadi enggak bisa melihat proses produksi vetsinnya nih. Tapi ku bahagia sekali lho bisa ada di sana pada hari itu karena suasana pabriknya yang bersih dan banyak spot untuk foto. Kenarsisanku akhirnya kumat lagi dong.

Tempat produksi Saori


Spiral way, monmaaf ada penampakan aku yang gemuk 😀


Nah, yang pertama kali dikunjungi adalah tempat produksi Saori. Favoritku sih Saori ini apalagi yang saus tiram. Yang mana untuk mengunjunginya kami harus naik tangga dulu dan berjalan di spiral way yang terbentang dari tempat produksi Sajiku hingga Masako. Sementara Saori ada di tengah-tengah posisinya. Spiral way ini dibuat supaya pengunjung maupun pekerja tetap aman, enggak bentrok sama kontainer atau truk besar yang mengangkut barang.








Begitu masuk ke dalam tempat produksi Saori, lebih tepatnya ke bagian khusus kunjungan, langsung disapa oleh warna merah marun dan patung kucing maneki neko. Ngomong-ngomong udah lama kenal Saori, ku baru sadar kalau Saori merupakan singkatan dari Saus Oriental.








Dan semakin masuk ke dalam, semakin penginlah foto di semua spotnya. Rapi, cantik dan bersih tentunya.



Pak Sem Edy Nugroho


Di sini, pak Sem Edy Nugroho selaku manager produksi Saori menjelaskan tentang proses pembuatan Saori. Dari mulai mempersiapkan bahan baku, kemudian pengadukan atau pencampuran bahan-bahan, pemanasan atau dimasak, pendinginan, lalu dilanjutkan ke proses penangkapan logam & penyaringan yang berguna untuk memastikan enggak ada benda asing yang ikut terbawa sebelum proses pengemasan dan pengepakan.








Saori tersedia dalam dua kemasan. Kemasan sachet dan botol. Tapi, yang botol ukurannya ada banyak lho. Dari yang kecil, sedang sampai yang besar macem air kemasan satu liter. Selain itu tentunya dimasukkan ke dalam kemasan karton juga sebelum didistribusikan. Produksi Saori di pabrik Karawang ini udah dimulai sejak tahun 2014 dengan kapasitas produksi sebanyak 3.600.000 KL pertahunnya.



Semua fokus


Setelah menyimak penjelasan dari pak Sem, kami pun diperbolehkan untuk melihat proses pengemasan dari jendela kaca. Tapi dilarang memotret, rahasia perusahaan soalnya. Pekerja di lantai pengemasan terlihat sedikit karena sebagian besar proses produksi udah memakai mesin otomatis.








Eh ya, aku baru tahu kalau Saori sekarang punya tiga varian rasa. Iya, enggak cuma yang saus tiram sama saus teriyaki aja, tapi ada saus asam manisnya juga. Aku jadi penasaran pengin mencari dan membelinya.



Bahan baku saori



Tempat Produksi Masako




Dari Saori, kami pun diajak berkunjung ke tempat produksi Masako yang mana sebelum masuk aja udah tercium aroma umaminya yang menggoda. Tepat setelah pintu masuk, terdapat etalase yang memajang produk Masako ayam dan sapi dalam berbagai ukuran termasuk juga dashi.



Pak Sidik Maulana


Di sini, ada pak Sidik Maulana yang menjelaskan proses produksi Masako dari mulai bahan baku berupa daging ayam dan juga daging sapi, hingga ke pengemasannya. Untuk bahan baku daging ayam dan sapinya didapatkan dari supplier yang ditunjuk oleh PT. Ajinomoto Indonesia. Namun, untuk kualitas dan kehalalannya (sesuai syariat islam) enggak perlu diragukan lagi. Karena Ajinomoto setiap satu tahun sekali melakukan audit ke supplier atau vendornya, sekaligus pembaharuan sertifikat MUI.








Jadi, Ajinomoto Indonesia udah menerima bahan baku daging ayamnya udah berupa ayam potong tanpa kepala, kaki, kulit dan jeroan. Sementara untuk daging sapinya menggunakan bagian paha. Kalaupun menggunakan bahan lain, harus yang kandungan lemaknya enggak lebih dari 10℅. Barulah kemudian memasuki tahapan pemisahan daging dengan tulang untuk daging ayam dan dilakukan penggilingan hingga didapatkan ukuran yang seragam, baru dicampur dengan bumbu-bumbu hingga menjadi ekstrak daging ayam yang dinamakan CEMP (chicken extract meat powder) dan BEMP (Beef extract meat powder).








Untuk saat ini, pabrik Karawang belum memproduksi sendiri. Udah dikirim dalam bentuk CEMP dan BEMP nya dari Mojokerto. Jadi tinggal ditimbang bahan baku berupa ekstraknya di lantai 5. Lalu dilakukan pencampuran dengan garam, gula, MSG, dan lainnya. Kemudian memasuki proses pengeringan secara steam, pengayakan dan ditampung sebelum didistribusikan ke bagian pengemasan Masako.



Kami pun diajak untuk melihat proses pengemasan dari lantai satu. Yang mana di hari itu dikhususkan untuk produksi masako ayam. Kata pak Nico sih waktu di kantin dibahas kalau sebagian besar lidah masyarakat Jawa Barat lebih menyukai masako ayam dibandingkan sapi. Masako ayam sendiri diproduksi di pabrik Karawang sejak tahun 2012, dan untuk masako sapi baru dimulai tahun ini. Kapasitas produksi masako pertahunnya mencapai 49.000 ton.



Kemasan yang tersedia di pabrik Karawang pun baru kemasan 11 gram yang harganya gope sama yang 250 gram aja. Untuk kemasan komplit lainnya yang 100, 130, 500 sampai 1 kilogram adanya di pabrik Mojokerto. Proses pengemasan sendiri yang kontak dengan tangan hanya diproses penimbangan aja gaes. Selain itu sih udah otomatis semua.



Ada manequin cantik di sebelahku :))



Tempat Produksi Sajiku Tepung Bumbu







Tempat produksi terakhir yang kami kunjungi adalah Sajiku tepung bumbu. Iya, sementara ini baru yang tepung bumbu aja, termasuk yang bakwan dan crispy. Kalau yang bumbu praktis macam sayur asem, bumbu ayam goreng dan lainnya belum tersedia di pabrik Karawang, adanya di pabrik Mojokerto.






Untuk sajiku tepung bumbu sendiri baru diproduksi pada tahun ini di pabrik Karawang. Dengan kapasitas produksi sebanyak 24.000 ton pertahun.








Enggak kalah dengan Masako dan Saori, di Sajiku inipun banyak spot foto menarik. Sayang aja kalau dilewatkan. Setelah puas berfoto, kami pun diajak menuju ke lantai satu untuk melihat proses pengemasan dari jendela kaca. Bedanya di sini turun ke lantai satunya memakai lift. Enggak turun tangga seperti di masako.



Marangga digaleuh


Di sana ku melihat ada yang bekerja melipat kemasan renceng. Ada yang menepuk-nepuk kemasan secara cepat sambil mengoperasikan mesin. Kelihatannya sepele, padahal berat lho. Pegal kali ah nepuk sebanyak itu sambil mengoperasikan mesin dan juga mengecek ada expire datenya atau enggak dikemasan. 








Setelah selesai, kami pun berkesempatan menikmati makan siang bersama para karyawan di kantin. Yang mana menu hari itu adalah gulai daging sapi yang enak banget ya ampun. Sampai sekarang rasanya masih terbayang-bayang. Udah kayak mantan terindah aja. Sayangnya enggak sempat kufoto karena enggak sabar untuk mencoba eh menghabiskannya. 



Kerennya saat jam makan adalah, semua antri dengan sabar dan setelah selesai makan harus membereskan sendiri alat makannya ke tempat pencucian.



Terima kasih Ajinomoto, @dapurumami.id, dream.co.id dan Bandung Hijab Blogger untuk kesempatan menyenangkan dan seru dalam blogger gatheringnya.

Tinggalkan komentar