Review Train To Busan, Pee Mak, ATM 2 Series

By Gemaulani

Hai, udah hampir dua minggu lebih aku menelantarkan blog ini. Ada yang kangen nggak? Mana ada. Ya kan? Tak apa, aku kan emang nggak ngangenin.

Jadi, ke mana aja selama nggak ngeblog? Aku fokusin ke naskah novel tapi akhirnya nggak selesai juga karena seribu alasan yang kalau aku jelaskan juga buat apa. Pokoknya selama bulan November aku payah. Semoga aja bulan ini nggak keterusan ya.

Selama nggak ngeblog, aku nulis. Selain nulis, aku nonton film sama drama di viu. Serius, dulu mah kurang tertarik sama viu. Ntah mengapa bulan kemarin jadi tertarik. Tampilan viu yang sekarang mungkin salah satu penyebabnya. Dulu pas awal daftar mah nggak semanis sekarang tampilannya. Iya gitu? Perasaan mah gitu #lupalupainget #maklumfaktoru.

Kebetulan juga, sisa kuota entertaintment dari telkomsel baru kepake sedikit di HOOQ. Iya plis baru dipake nonton Stip & Pensil sama Mars Met Venus Part Cewek. Jadi sisanya masih banyak dan mubajir kalau nggak dimanfaatkan #anaknyagakmaurugi. Jadilah melipir ke viu. Mencari-cari yang menarik. Sebenernya sih tertarik buat nonton drakor, tapi aku takut, takut nggak bisa berhenti nonton *nyahaha. Lha iya, ini nonton film sama drama Thailand aja bikin aku susah. Iya, mau nonton lagi dan lagi. Masa bodo meskipun harus begadang dan jerawat pada muncul lagi dan lagi.

Oh ya, di viu ini, aku juga unduh dulu film atau dramanya baru deh di tonton. Biar apa? Biar nggak merampas kuota yang bukan seharusnya #kuotareguler. Dan karena dudul, belum buka-buka pengaturan. Unduhnya jadi lama dan untuk satu film berdurasi kurang dari dua jam bisa menghabiskan tiga giga kuota. Gara-garanya mengunduh dengan kualitas terbaik. Setelah tahu ada di pengaturan ya aku ubah, turunin kualitasnya biar hemat kuota #buatnontonyanglain dan nggak lama.



Jadi aku nonton apa? Aku nonton Train To Busan. Serius baru nonton ini? Kamu ke mana aja galing? Nggak ke mana-mana. Tapi emang dulu mah belum tertarik buat nonton. Dan bukan karena terpesona oom Gong Yoo yang lagi ngiklanin salah satu brand ponsel bareng Tatjana lho yhaaa. Ini film kok keren sih. Bikin meringis, berasa ditampar karena ya emang bener. Banyak manusia egois yang cuma mementingkan diri sendiri apalagi pas dalam kondisi terjepit. Orang yang udah dibantuin tapi malah mengorbankan orang yang membantunya demi keselamatan diri sendiri. Tapi di sisi lain, masih ada yang ikhlas bantuin bahkan mengorbankan dirinya demi orang yang disayangi juga orang yang baru aja dikenal. Dan endingnya bikin aku nangis. Gila, sedih amat.

Habis sedih-sedihan, aku lanjut nonton Pee Mak. Film horor komedi dari Thailand. Kamu yang udah nonton sejak dulu pasti nanya dalem hati kenapa aku baru nonton ini? Padahal pemeran utamanya aktor tampan Thailand yang kusuka : Babang Mario Maurer. Karena sejak akhir 2013 kuota internet terbatas cyiin. Kalau dipake unduh film dari situs yang bertaburan di mesin telusur, aku tak sanggup. *ketahuan suka unduh secara ilegal *maafkan eneng. Ini nonton lagi karena ada kuota video max & entertainment dari Telkomsel.



Pee Mak ini film yang diadaptasi dari horor Thailand favoritnya ibuk aku (Nang Nak). FYI, Nang Nak juga kulihat ada di Viu. Tapi aku nggak mau nonton sendirian apalagi malem-malem. Ngeri cyiin. Kalau yang jadi Nak di film Nang Nak mah rambutnya pendek di Pee Mak mah Nak nya berambut panjang, kayak model lha. Terus Mak nya. Buset dah yang ngemakeupinnya badai. Mario Maurer bisa jadi kucel-kucel hotahe dan perannya dibuat jadi polos sekaligus oon. Didukung sama empat temennya dari tempat peperangan pulang ke rumah Mak, film ini makin lucu. Mereka jadi saling tuduh siapa yang sebenarnya udah mati dan jadi hantu. Eh tapi si Nak pas mewujudkan jadi hantu sih lumayan serem juga. Pucet dan blablabla ala hantu, tangannya bisa panjang. Tapi endingnya nggak terduga lho film ini dan lucu parah.

Habis nonton dua film itu, aku menelusuri drama Asia dan nemu ATM 2 Series. Kalau ini mah serius aku baru tahu film ATM Er raak Error ada seriesnya macem The Hormones. Padahal beda setahun doang rilisnya #kudetpisan. Karena film ATM, yang pemeran utamanya Jib dan Sua menyenangkan, jadilah aku juga pengin tahu kelanjutan cerita mereka di seri dramanya yang 21 episode. Per episodenya sekitar tiga puluh menitan. Dan aku naksir sama soundtrack pembuka sekaligus penutupnya. 



Selain Jib dan Sua yang akhirnya menikah dan hidup berumah tangga, ada pemeran yang sama kayak di filmnya yang melengkapi seri drama ATM 2 Series ini, ditambah ada pemeran tambahan dan bikin seri dramanya makin menarik. Setiap episode pasti ada aja konfliknya. Dan nggak cuma terfokus ke konflik Jib dan Sua aja.

Yang bikin gemas adalah, sikap Jib dan Sua yang nggak berubah. Jib yang nggak mau mengalah, galak, kurang peka dan Sua yang suka bercanda nggak tahu tempat, teledor, terlalu polos soal perasaan orang lain. Tapi sisi baiknya, mereka bisa memberikan saran yang bagus buat orang lain, terutama Jib sih.

Kalau di filmnya Jib dan Sua bersaing demi tetap bekerja di JNBC, di sini pun sama. Iya, Jib pengin balik kerja di JNBC, dan mereka saingan. Sua kalah. Sua nyoba kerja di pabrik Ibu dan Bapak Jib, tapi hasilnya ya gitu deh. Terus akhirnya dapet pekerjaan di Trust Me. Terus JNBC dan Trust Me kerja sama. Terus ada masalah pas mereka kerja sama. Terus Sua pengin punya anak tapi Jib belum mau karena nggak pengin jabatannya terhambat. Eh malah dapet vonis dokter kalau Jib punya masalah kesuburan. Jib jadi galau maksimal. Pokoknya konflik mereka seru dengan adanya Yoh (anak direktur yang naksir berat sama Jib), Ploydao (atasannya Sua),  Ibu-bapaknya Jib, keponakannya Sua, Danai, Cookie, Nink, Tom, Bright, dan lain-lain. Endingnya bikin terharu sih. Apalagi pas pemutaran video tanya jawab pernikahannya mereka. Dan kejutan dari Jib.

Tinggalkan komentar