Judul : I Will Survive
Penulis : Riawani Elyta dan Oci Y.M.
Penyunting : Ayu Wulan
Desain Isi : Dyah Ayuning Tyas
Desain sampul : Andhi Rasydan
Penerbit : Indiva
Tahun Terbit : Februari 2016, Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-1614-70-9
Tebal : 128 hlm; 19 cm
Blurb :
“Masalah adalah sahabat terbaikmu. Mereka buatmu jadi lebih kuat dan buatmu menempatkan Tuhan di sisimu yang paling dekat.”
Sahabatan dengan masalah? Nggak salah tuh? Tenang, maksudya kamu nggak perlu takut lagi dengan yang namanya masalah. Karena masalah kan udah jadi bagian dari kehidupan kita.
Terus nggak bisa hidup bahagia dong? Eits … siapa bilang. Kebahagiaan sejati itu muncul bukan pada saat kita telah berhasil menyingkirkan semua masalah, tapi saat kita bisa mengubah cara kita berhubungan dengan masalah. Nggak percaya? kamu bakal ngerasain itu kalau bisa melihat masalah sebagai sumber potensial kesadaran, kesempatan untuk mempraktikkan kesabaran, dan untuk belajar.
Dengan baca buku ini, kamu bakal tahu : apa itu masalah, jenis-jenis masalah, kiat menghadapi masalah, survive dari masalah, dan masih banyak lagi deh.
Kawan, hidup sekali, kalau nggak berarti, rugi! So, jadilah pemecah masalah yang mampu menyelesaikannya sampai tuntas!
***
Buku ini terbagi menjadi enam bab di dalamnya :
Bab I, Inilah Realita Hidup
“Masalah adalah hidup itu sendiri.”
Dalam bab ini dijelaskan bahwa kata masalah bisa ditemukan di mana saja. Masalah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup manusia dan manusia memiliki banyak peran. Peran-peran tersebut harus bisa dijalankan dengan baik. Namun, pada kenyataannya nggak ada jalan yang luruuus, pasti ada keloknya. Nah, kelokan ini menimbulkan pergesekan. Pergesekan inilah yang bisa jadi cikal bakal masalah.
Sederhananya, masalah adalah kondisi saat kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Atau ketidaksesuaian antar sesuatu dengan yang kita inginkan. Hal 12.
Dan masalah ini bisa menyebabkan kita mengalami stres. Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Stres terbagi menjadi dua. Eustres dan distres. Eustres adalah hasil dari respons terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif alias membangun. Sementara distres kebalikannya.
Tenang, dalam bab ini dibahas juga cara mengatasi stresnya. Beberapa di antaranya sering aku lakukan di rumah. Tapi yang paling utama itu harus berpikir positif.
Pandang saja masalah itu sebagai bungkusnya, sedangkan isinya adalag sebuah kebaikan bagi masa depan hidupmu nanti. Hal 15
Selain itu ada contoh masalah beserta respon positif dan negatif terhadap masalah tersebut.
Bab II, Bersahabat Dengan Masalah
“Masalah adalah sahabat terbaikmu. Mereka buatmu jadi lebih kuat dan buatmu menempatkan Tuhan di sisimu yang paling dekat.”
Nah lho, sahabatan dengan masalah? gimana caranya coba? yang ada kan malah musuhan dan sebel sama masalah. Nah di bab ini penjelasannya lengkap, menjelaskan bahwa masalah itu kecil, dan kita punya Allah yang Mahabesar. Masalah itu keren, memberikan pengalaman, mendewasakan dan menjadikan keindahan. Dan nggak cuma kamu yang memiliki masalah, semua orang punya masalah, semua diuji dan yang paling bisa bertahan adalah yang paling berbaik sangka kepada Allah.
Bab III, Apa Sih Masalahnya?
“(Masalah) yang ada di belakang dan di depan dirimu tidak lebih besar dari apa yang sesungguhnya ada dalam dirimu.” (Chicken Soup for Teens)
Dalam bab ini dibahas masalah yang sering dialami oleh para remaja. Mulai dari masalah dengan keluarga, teman, sekolah, urusan hati, bahkan masalah dengan diri sendiri. Baca bab ini rasanya aku seperti ditarik kembali ke masa lalu, saat masih remaja. Bab masalah yang aku banget.
Bab IV, Apa Kata Mereka
Kalau di bab tiga dibahas apa sih masalahnya, di bab ini diberikan kejadian nyata dari masalah-masalah di bab sebelumnya. Bukan sekedar kejadian lho, tapi ada cara mereka menghadapi masalahnya juga.
Bab V, I Will Survive
“Kehidupan bukanlah tentang hidup tanpa masalah. Kehidupan adalah tentang menyelesaikan masalah.” @MotivatorBijak
Bab yang sesuai dengan judul bukunya. Menjabarkan bahwa masalah bukan untuk ditangisi apalagi disesali, tapi untuk dihadapi dan ditaklukan. Masalah juga mendorong kamu untuk memiliki mental yang tangguh. Dan untuk menghadapi masalah itu tentu ada strateginya dong. Namanya strategi coping. Para ahli, Lazurus dan Folkman melakukan penggolongan strategi coping, yaitu problem-solving focused coping dan emotion-focused coping. Istilah-istilahnya ribet ya? Bikin puyeng? Nah biar gak puyeng kamu harus mesti kudu beli dan baca sendiri di bab kelima ini.
Nggak cuma kedua strategi itu lho, di bab ini juga dijelaskan 4 karakter kepribadian menurut Florence Littaeur, koleris, sanguinis, melankolis, dan plegmatis. Jadi kalian bisa tahu masuk karakter yang mana dalam memecahkan masalah.
Bab VI, Akulah Si Biang Pemecah Masalah
“Pemenang melihat jawaban setiap masalah, pecundang melihat masalah pada setiap jawaban.” Rhenald Kasali.
Dalam bab ini dibahas bahwa sebagai remaja itu harus bermental trouble solver atau si pemecah masalah bukan malah sebaliknya menjadi trouble maker. Mental trouble solver itu kayak apa sih? Di bab ini kalian akan menemukan jawabannya.
Selain keenam bab di atas, di dalam buku ini juga terdapat lembar uji profil kepribadian. Jadi kalian bisa tahu masuk karakter yang mana dalam memecahkan masalah. Aku udah nyobain lho. Ternyata perpaduan antara sanguinis dan melankolis.
***
Wohoo, aku super duper happy waktu tau kalau aku beruntung mendapatkan buku ini langsung dari penulisnya. Di tanda tanganin pulak sama kak Riawani Elyta. Happy-nya jadi dobel.
Walaupun ini pertama kalinya aku baca buku karya kak Riawani Elyta dan kak Oci Y.M dan belum pernah membaca karya mereka yang lainnya, tapi aku jatuh cinta sama buku ini. Buku yang aku banget. Buku non-fiksi yang habis dibaca dalam sekali duduk, dan nggak bosen meski dibaca berulang-ulang.
Bahasanya khas remaja, ringan dan enak dibaca. 128 lembar nggak kerasa begitu cepat berlalu. Meskipun buku ini membahas masalah-masalah yang sering dihadapi para remaja, tapi cocok lho untuk dibaca oleh orang yang pernah remaja. Karena masalah tidak memandang usia kan, bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja. Bagus juga untuk orangtua yang memiliki anak remaja, kan jadi tau masalah yang bisa menghampiri putra-putrinya, atau malah menghadiahkan buku ini dan mempelajarinya bersama. Pasti makin seru dan kompak deh. Dan aku udah punya bekal kalau nanti menikah, punya anak dan anaknya beranjak remaja.
Aku paling suka bab tiga, rasanya seperti ditarik ulang kembali ke masa remaja dan terkenang masalah-masalah yang kuhadapi. Selain itu aku suka dengan quote-quote nya. Memotivasi buat bangkit dan menghadapi masalah deh pokoknya.
“Masalah adalah satu-satunya peristiwa yang menjadikan hidup menjadi lebih hidup.” Hal 71
Iya, yang namanya hidup kalau lurus-lurus aja, nggak ada kelokannya itu monoton. Jadi dengan hadirnya masalah, hidup akan jauh lebih berwarna dan lebih hidup tentunya. Dan Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan seseorang. Setiap masalah pun tentu hadir bukan tanpa solusi.