Kau mencintaiku kemarin,
Aku mencintaimu hari ini,
Kau mencintaiku besok,
Aku justru mencintaimu lusa.
Kau lihat, perasaan kau dan aku tidak pernah berada di titik yang sama.
Di mana kau dan aku saling mencintai, bukan hanya salah satu dari kau dan aku.
Itulah kenapa kau dan aku tidak pernah menjadi kita.
Tapi yang harusnya kau ketahui, yang terlambat kusadari karena aku terlalu sering menepisnya, aku mencintaimu setiap hari.
Sejak pertama kali mata menghubungkan sosokmu ke hati dan pikiranku.
Sejak bertahun-tahun lalu.
Terlalu banyak ketakutan yang akhirnya membuat kau dan aku sama-sama terluka.
Aku melukaimu, padahal di saat yang bersamaan, aku pun melukai diriku sendiri.
Hingga kau memilih untuk menyembuhkan luka itu.
Dan tentu saja bukan aku obatnya.
Dialah obatnya. Dia yang kini memilikimu seutuhnya.
Ya, kau kini dengannya dan kuharap selamanya.
Sementara aku, aku belum bersama dia.
Awalnya ingin kutulis ku belum menemukannya.
Tapi, aku tak pernah tahu, aku akan menemukannya, atau justru aku yang ditemukan oleh dia.
Kuharap bukan begitu, kuharap, aku dan dia sama-sama dipertemukan oleh-Nya
Dan waktu yang akan menjawab semuanya.
Semoga kelak, kau dengannya, aku bersama dia,
Kita dipertemukan di titik yang sama.
Sama-sama dikelilingi oleh kebahagiaan.