Ketika Aku Tak Lagi Bersembunyi | Memesona Itu

By Gemaulani

Sejak kecil aku memang pemalu dan jarang bicara, tak pernah terbiasa untuk berinteraksi dengan banyak orang, termasuk paman, bibi maupun sepupu. Jika ada tamu yang datang ke rumah, aku selalu bersembunyi, di bawah kursi, di kolong kasur, di dalam lemari bahkan keluar rumah dari pintu belakang dan naik ke puncak pohon belimbing. Pokoknya, apa pun akan kulakukan demi tak bertemu mereka. Dan kebiasaan ini berlanjut hingga SMA.

Doc. Pribadi
Semua itu berasal dari rasa tidak percaya diri, minder pada kekurangan yang ada pada diri ini. Yang ujungnya aku dilabeli sebagai manusia sombong karena jarang tersenyum, apalagi menyapa orang terlebih dahulu. Saat bersalaman pun aku tak pernah berani menatap orangnya. Padahal, jauh dilubuk hati yang paling dalam, aku ketakutan. Takut jika mereka tak membalas senyumku, tak merespon sapaanku, dan ekspresi mereka tak seperti yang kuharapkan. Karena harapan memang sering meleset dari kenyataan.

Dan bagiku, menumbuhkan rasa percaya diri itu bukan perkara mudah, butuh waktu yang tidak sebentar dan butuh penyesuaian jika berada di tempat baru. Hingga saat ini pun aku sering kurang percaya diri, walau tak sebesar dulu. Setidaknya aku tak lagi bersembunyi ketika ada sanak saudara yang datang, kecuali aku sedang bad mood. Ya, saat bad mood melanda, aku akan mengurung diri dalam kamar.

Bersama teman-teman blogger. Doc. Kang Didno
Jika saja rasa tak percaya diriku masih sebesar dulu, mungkin aku tak akan pernah berani mengikuti lomba cerpen, lomba dan giveaway blog, masuk komunitas blogger dan sesekali turut daftar untuk hadir ke event blogger. Aku pasti masih menyembunyikan diri, dan menggunakan media sosial hanya sebatas untuk update status dan berharap dapat jempol banyak.Tak akan dikenal sebagai gemaulani, tukang retweet saat ikut event dan lain sebagainya. Tak akan berkesempatan mengenal blogger dan penulis keren yang ramah dan baik hati.

Jadi, bagiku, memesona itu ketika aku tak lagi bersembunyi. Aku membuka diri pada dunia luar, mengijinkan mereka untuk mengetahui adanya aku, mengenalku. Aku yang begini atau yang begitu. Tapi tentu kepenginnya lebih banyak dikenal sisi baiknya dong ya daripada buruknya. Maka, saat pergi keluar rumah, apalagi ke acara blogger, aku selalu berusaha berpenampilan rapi dan tentunya harus merasa nyaman. 

Selain berpenampilan rapi dan juga nyaman, akupun tak pernah absen memakai parfum. Maklum, sudah kebiasaan sejak kecil. Rasanya ada yang kurang kalau tak memakai parfum. Lagipula, aku yang mudah berkeringat ini, memang butuh bantuan parfum agar terhindar dari bau tak sedap. Supaya aku tetap percaya diri, dan tenang saat berinteraksi. Kalau tubuhnya bau, mana ada yang betah dekat-dekat aku. Yang ada pada pergi menjauh.

Doc. Pribadi
Dari sekolah dasar hingga dua tahun lalu, aku masih sering gonta-ganti parfum. Selain bosan dengan aromanya, akupun jadi sulit mencium aroma parfumku sendiri, karena hidung sudah terbiasa dan tentu saja, sudah merasa parfumnya tak sesuai dengan usiaku. Tapi, sejak awal tahun 2015, pilihanku jatuh pada produk Vitalis, Vitalis Body Scent Blossom. Sejak pertama kali mencium aromanya, kusudah jatuh cinta padanya.

Dan ternyata aku tak salah pilih, ikatan batin di antara aku dan dia begitu kuat. Karena saat mencoba flower test New Vitalis Body Scent beberapa minggu lalu, yang cocok dengan kepribadianku adalah New Vitalis Body Scent Blossom. Perpaduan antara wangi segar bunga-bunga semerbak iris, plum, rose yang menyegarkan, dibalut vanilla dan musky yang elegan. Sangat membantu dalam menunjang penampilanku supaya tetap percaya diri saat bertemu dengan banyak orang. Jadi aku tak ragu untuk tersenyum, menyapa dan mendekati orang lain, karena aku wangi. Kamu sudah mencoba flower testnya belum? Dicoba deh, supaya tahu New Vitalis Body Scent apa yang cocok untuk kamu. Soalnya ada enam pilihan aroma.

Doc. Pribadi
Dengan kemasan baru yang desain gambarnya lebih menarik dan aroma wanginya yang semakin tahan lama, aku semakin tak bisa berpaling deh sama New Vitalis Body Scent Blossom. Pertama disemprotkan aromanya kuat, lama-lama jadi lembut. Habis mandi pun masih tercium lho wanginya. Sangat menyenangkan bukan. Harganya pun terjangkau, tak membuat kantong bolong, bisa dibeli di mini market dan lagi ada promo potongan sebesar empat ribu rupiah lho sampai akhir mei. Lumayan banget kan. Walau hemat tapi tetap wangi. Dan mana bisa sih sembunyi kalau aku wangi.

Hayo, adakah yang seperti aku? Suka sembunyi? Eh, itu dulu. Sekarang tidak lagi. Yuk, kamu yang masih sembunyi, segera keluarlah dari tempat persembunyian. Karena terlalu lama sembunyi itu tak baik, menghalangi rejeki termasuk rejeki ditemukan oleh jodoh (maaf ini curhat terselubung). Semakin membuka diri, semakin mengenal banyak orang, semakin banyak hal yang bisa dipelajari, dan semakin terbuka juga pintu rejekinya. Yuk ceritakan juga #MemesonaItu versi kamu.

Leave a Comment