//Maukah kau untuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau untuk menjadi yang pertama,
Yang slalu ada disaat pagi ku membuka mata//
Maliq and The Essentials – Pilihanku.
Entah kenapa diriku ini nekad ikutan giveaway-nya mbak Yasinta. Yang pasti karena temanya tentang pernikahan … jadinya diriku merasa tertantang. Sekalian kepingin ngeluarin unek-unek.
Pernikahan, satu kata yang kuyakin diinginkan oleh semua orang. Dan pernikahan berkaitan erat dengan yang namanya jodoh (pasangan). Seperti yang mbak Yasinta tuliskan di dalam pengumuman giveaway-nya. Tuhan itu mempertemukan kita dengan pasangan sungguh dengan cara yang unik dan diriku setuju. Kenapa? Berkaca dari pengalaman beberapa tetangga dan saudara … ada yang mulanya berkenalan lewat sms dan telepon nyasar kemudian ketemuan, terdengar bunyi klik dari dalam hati dan ijab qobul pun akhirnya terjadi. Ada juga yang bertahun-tahun menjalani hari-hari bersama … pada akhirnya melabuhkan hati kepada orang yang tak sama sekalipun rencana pernikahan sudah di depan mata ( eh ini sih semacam efek nonton sinetron dan baca novel ehehe maafkan).
Takdir dan Jodoh pun tak ubahnya membuat dunia terasa benar-benar sempit. Bayangkan saja, dari berjuta-juta umat manusia di dunia tetap ada saja mantan yang menikah dengan mantan pacarnya mantan, menjalani masa pacaran sebentar ditambah gaya pacarannya hits masa kini alias long distance relationship akhirnya memutuskan untuk menikah. Selamat … kalian membuatku percaya bahwa jodoh pasti bertemu dan bertamu pada kedua orangtua.
Usiaku sudah genap 22 tahun, Agustus lalu. Alhamdulillah selama ini belum pernah ditanya “Kapan nikah ataupun kapan nyusul?” kalau kapan kerja baru deh banyak *eeh kalaupun ada yang nanya akan kujawab esok-lusa atau do’akan saja yaa. Lagi pula diriku pun belum terlalu ingin untuk cepat-cepat menikah … karena menikah bukan ajang balapan. Jadi silahkan saja bagi yang sudah siap monggo nikah duluan … aku mah engke weh tipengker da kabogoh ge teu acan gaduh.
Eh tapi meskipun belum kepingin menikah, diriku sudah membuat rencana pernikahan impian … bersama kamu yang entah siapa dan di mana saat ini. Rencananya nggak muluk-muluk. Nggak minta pesta gede-gedean kayak beberapa artis di antaranya : RN, AA, ataupun NM yang kini sudah bercerai *ups. Insya Allah tahu diri, disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga sendiri. Cukup sederhana saja, sesederhana rasa cintaku padamu … entah kamu siapa dan bagaimana wujudnya.
Dua hal yang saling berkaitan. Di mana tema yang dipilih akan menentukan biaya yang harus dikeluarkan. Diriku sih maunya semacam pesta sederhana di luar ruangan istilah kerennya sebut saja garden party dengan tamu undangan yang limited.
Jadi setelah acara resepsi pernikahan selesai … kita tidak perlu hidup sengsara meninggalkan hutang bekas pesta pernikahan. Karena kehidupan setelah menikah biayanya akan jauh lebih besar dibandingkan mementingkan pesta besar dalam satu hari. Kalau ada yang nggak setuju ya monggo, ini kan pernikahan impian diriku.
Semacam pernikahannya Andien-Ippe dan Vino-Marsha. Itu aseli bikin ngiri.
Well, nggak usah sewa gedung deh bang … mahal. Berat diongkos. Cukup kita gelar acara di halaman rumah, taman atau pinggir pantai aja bang. Nggak usah pantai yang jauh … di Garut aja bang biar masih sunyi, akomodasi dan transportasi pun masih murah bang *kode.
3. Undangan
4. Tata Rias dan Busana
Ini dia yang tak kalah pentingnya dari bagian sebuah pernikahan. Kasian kan bang kalau para tamu undangannya nggak dikasih jamuan. Tapi bang, kita nggak boleh salah pilih catering karena akibatnya bisa fatal. Terlebih banyak tamu undangan yang membanding-bandingkan antara pesta si A dan si B. Si A menggelar pesta sederhana tapi jamuannya luar biasa menggoyahkan iman (baca : ngiler) rasanya pengen coba semuanya bang dan aseli rasa makanannya super lezat di lidah. Si B menggelar pesta pernikahan yang lebih mewah, tampilan jamuannya menggoda iman juga sih bang tapi setelah dicoba ternyata dagingnya alot alias liat bahasa sundanya mah, kudu di bebenyeng kaditu-kadieu bari tungtungna mah ngacleng. Nah jadi harus kudu wajib catering yang bisa dipercaya supaya tidak mengecewakan.
5. Hiburan
Diriku mah simple aja sih, ada atau tidaknya hiburan sebenarnya tidak terlalu berpengaruh, ya paling krik krik kayak suara jangkrik. Kalau nggak mau krik-krik ya puter aja kaset DVD lagu sundaan, nasyid atau jazz. Diriku sih kalaupun ingin pakai hiburan yang asli ya kepinginnya yang sundaan gitu, angklung, calung atau nasyid aja. Nggak usah dangdut segala karena suka bikin riweuh sih apalagi kalau penyanyinya pakai baju kurang bahan dan sound system-nya juga malah bikin budeg. You know what i mean … sound system yang terlalu kencang atau bahkan cempreng bikin kita mendadak jadi orang budeg, ngobrol harus teriak-teriak kayak anak-anak gahoel lagi ajep-ajep (liat di tipi-tipi). Kalaupun abang mau dangdut ya yang kalem-kalem aja kayak mba Rita Sugiarto gitu, ya kali mahal ya bang.
Ini nih bang yang paling bikin diriku semangat kalau pergi ke kondangan, apalagi kalau bukan souvenir alias cinderamata. Ibarat kata dapet permen juga udah seneng diriku mah. Lebih seneng lagi kalau dapet beginian nih. Benda-benda yang berguna di kehidupan sehari-hari.
Apalagi kalau ditambah souvenir photo booth bang … beuh ini souvenir masa kini bang.
Nanti ada nama kita, tanggal pernikahan dan foto kita juga bang. Jadi yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng bisa bebas bergaya dan bawa pulang langsung hasilnya. Photo booth bang photo booth.
7. Dokumentasi
Apalah arti sebuah pernikahan kalau dokumentasinya nggak ada bang. Nggak mungkin kan bang cuma nyimpen memori pengalaman untuk pertama dan terakhir ini di dalam ingatan. Semakin kita tua semakin banyak memori kenangan yang hilang. Diriku nggak mau bang kenangan jadi ratu dan raja sehari bersama abang terlupakan. Jadi wajib ya bang harus ada seksi dokumentasinya. Ah apalagi kalau ada pre-wedding dulu bang …
Diriku pasti lebih seneng lagi, terlebih kalau sewa jasanya foto wedding bandung, aseli seneng gila bang. Hasil jepretannya T.O.P
1. Pasangan dan Mental
2. Beradaptasi dengan lingkungan baru
3. Mandiri secara finansial dan tabungan untuk masa depan
Tidak perlu menunggu mapan untuk menikah, ya aku setuju. Tidak perlu menunggu mapan dulu, tapi yang jelas harus sudah mandiri secara finansial. Masa iya sudah menikah tapi masih minta bantuan orangtua. Di mana letak tanggung jawab seorang suami kepada istrinya. Apalagi kalau istrinya yang bekerja keras dan suami malah leha-leha selonjoran nonton tipi di rumah. Atau suami bekerja tapi untuk belanja harian saja harus meminta-minta sambil diceramahi pula. Sementara untuk membeli kopi dan rokok selalu diutamakan. Apa nanti abang tega membiarkan diriku mengalami hal itu dan tersangkut kasus hutang di warung?
4. Tempat Tinggal
Diriku anak bungsu bang, jadi kalau mau tinggal di rumah orangtuaku juga tak apa. Walau sebenarnya agak canggung, lebih enak tinggal terpisah. Ya kalau tempat kerja abang jauh dan belum sanggup cicil rumah … kalau kata bahasa sundanya mah wayahna ngontrak heula ge diriku tak masalah. Nanti kita tabung uang sisanya buat cicil rumah.
5. Kendaraan pribadi
Diriku sudah biasa naik angkutan umum kok bang, tenang saja. Ya kalau abang mau memanjakan dengan kendaraan pribadi ya syukur alhamdulillah. Jadi pas mudik nggak kesusahan. Buat diriku yang penting abang punya sepeda motor buat abang sendiri berangkat ke tempat kerja. Ini serius lho bang.