Beberapa waktu lalu ada yang katanya ingin bertanya kenapa aku memberikan nama panggilan untuk kucing seperti Gana dan Jibo. Namun, tak jadi bertanyanya. Ya aku pun enggak jadi menjawabnya.
Eh malah jadi kepikiran, tulis ajalah di sini. Sebagai kenang-kenangan dan juga pengingat kalau udah setengah tahun ini aku enggak memelihara anak kucing lagi. Adanya kucing sepupu sama kucing lain yang datang dan pergi setelah dikasih makan.
Ingin sih punya kucing lagi yang bisa diuwel-uwel, diajakin ngobrol, main, terus bobo bareng. Tapi aku masih enggak bisa nerima kalau kucingnya enggak panjang umur atau malah hilang.
Efek patah hatinya itu lho panjang karena ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Oke sekip kenapa malah ngomongin ini. Mari ke intinya.
Nama Untuk Kucing Jantan dan Betina
Sejak masih kecil aku udah diperkenalkan dengan kucing dan akrab dengan hewan berbulu yang satu ini. Bahkan tidur sama kucing pun sering dilakoni.
Bagiku kucing ini bukan sekadar hewan peliharaan, tapi udah kayak temen, atau adik kali ya. Bisa kuajak bercanda, nemenin aku sepanjang hari, pendengar yang baik kalau aku lagi curhat, dan suka nyaut kalau diajak ngobrol. Padahal mungkin aja dia nyaut karena kebetulan.
Dulu, nama panggilan kucing diulang-ulang beberapa kali. Kayak Emip dan Empus. Namun, seiring berjalannya waktu, aku dan ibu suka rundingan untuk menamai bayi-bayi kucing yang lahir ataupun kucing yang sering mampir ke rumah.
1. Dari waktu brojol / lahiran
Seperti namaku yang dominan laki-laki, dalam pemberian nama kucing pun akhirnya kami enggak memilah jenisnya apa.Untuk pilihan pertama, kami akan memberikan nama berdasarkan hari dan urutan mereka lahir, atau pertama kali mereka datang ke rumah (pernah dibawakan bapak seekor anak kucing soalnya)
Misalnya : Bosa. Bosa berasal dari kata rebo (baca : hari rabu) dan isya. Lalu ada juga Dasa yang merupakan singkatan dari datang sadu (baca : sendiri).
Di mana saat Dasa melahirkan 3 anaknya kami beri nama Boci (Rebo cikal), Bongah (rebo tengah) dan Bosu (rebo bungsu). Ada juga Sesa dan Seri.
Walaupun udah dikasih nama panggilan, kami kadang manggilnya suka diplesetin sih. Kayak oci, bonai, otu atau kotu, ceca, ceri. Akhirnya kayak manggil manusia juga kan. Pernah sih ada trio Iid, Dul, Pipit juga. Mereka lahir saat idul fitri.
2. Berdasarkan jumlah dan juga warna bulu
Selain waktu brojol dan kedatangan, kami pun memberikan nama berdasarkan jumlah dan warna bulu. Jumlah di sini maksudnya dia lahir sendiri atau punya saudara.
Seperti Buci (Abu-abu cikal) yang kami plesetkan jadi Burci dan Busu (abu-abu bungsu) jadi Burcu. Lalu Ciput (Cikal putih) jadi Tiput atau Entip dan Ngahput (Tengah putih) jadi Nanai. Ini dilihat setelah mereka lahir beberapa hari. Kalau saat udah besar warnanya agak beda, ya sudahlah.
Ada juga yang kami panggil sapatu karena kakinya kayak pakai kaus kaki. Sementara dari beberapa angkatan terakhir ada Saga (satu tiga), maksudnya dia sendiri, enggak bersaudara dan bulunya tiga warna.
Jibo (hiji bodas) dan Gana (tiga buluna). Ya, walaupun Gana mirip Jibo, beda jenis kelaminnya aja. Gana jika dilihat-lihat punya warna bulu tiga jenis. Putih, hitam dan sedikit kecokelatan di dekat kepalanya.
Ya begitulah, kami kurang tertarik memberikan nama manusia ataupun hanya melihat dari bulunya saja. Kami lebih senang menggabungkan nama-nama untuk kucing termasuk yang sering ke rumah.
Namanya Jibu (hiji abu-abu) yang awalnya dia galak, lari kalau ketahuan menghabiskan sisa makanan kucing kami dan berantem sama Nanai. Sampai sekarang jadi bisa dielus juga dipangku.
Nama kucing unik ala warganet
Beberapa waktu yang lalu aku menemukan postingan netizen tentang nama kucing yang viral. Salah duanya adalah ‘bisnis,’ dan ‘tokek.’ Aku yang dicap pengangguran ini jadi kepikiran sih, besok kalau punya kucing lagi namain bisnis juga, biar bisa bilang kayak yang share pas ditanya sibuk apa. Sibuk bisnis. Atau namain buaya hahaha. Eh bercanda
Itu sih cara kami menamai kucing-kucing kami yang sudah tiada. Entah karena meninggal atau menghilang begitu saja. Kalau kamu biasanya menamai kucing gimana tuh prosesnya. Yuk sharing.
ahaha aku juga ngakak banget soal jokes bisnis ini.
Ingin punya kucing bernama bisnis, supaya pas ditanya lagi sibuk apa bisa jawab "lagi sibuk ngurus bisnis".
Btw kreatif juga namain kucing. Aku terakhir punya kucing pas SD, dan waktu kucingnya mati inget banget nangis sesenggukan sambil cerita ke temen temen sekelas. Sediiih.
Sehabis itu udah nggak pernah lagi pelihara kucing. Apalagi sejak SMK ngekos, dah nggak mungkin yang namanya pelihara kucing.
Btw.. Ada juga yang kami panggil sapatu karena kakinya kayak pakai kaus kaki. Itu sapatu, atau sepatu?
Aku pernah ngasih nama kucingku Segi..karena kami adopsi pas Setu (Sabtu) Legi (kalender Jawa).
Kucingnya cantik, pinter…tapi sad ending. Ketabrak motor pas mau nyabrang. Tidak tertolong. Jadi ngrasain juga ditinggal pas sayang2nya.
Sekarang mliara lagi dua bersodara..chilo dan Oreo… Semoga mereka panjang umur, sehat….klopun suatu saat mereka mesti meninggal, karena tua