On Your Wedding Day ini adalah film bergenre komedi romantis dari negeri ginseng Korea Selatan yang dirilis tahun 2018. Pemeran Utamanya Park Bo-Young dan Kim Young-Kwang. Durasinya 1 jam 50 menit, hampir 2 jam lha ya. Cukup panjang tapi enggak membosankan, meskipun siklusnya ketemu, pisah, ketemu lagi, akhirnya bisa bersama tapi terakhirnya malah aku jujur aja enggak rela sama ending kisah dua anak manusia ini. Film yang alurnya mundur-maju. Iya, jadi pake metode kilasbalik.
Juni 2005,
“Hwang Woo-Yeon dari kelas 1, celanamu sobek!”
Malu enggak sih, udah ngemodus malah diingetin celananya sobek. Malu hari itu doang sih buat Woo-Yeon mah. Hari di mana seperti biasa Hwang Woo-Yeon sedang menjalani hukuman dipukul dengan rotan dalam posisi push-up di ruang guru. Hukuman yang udah jadi kebiasaan karena dia kerap balas dendam sama orang yang ngebully waktu dulu tingginya masih 160 an, sekarang kayak jerapah *eh. Tiba-tiba sesosok cewek cantik tapi rautnya judes bernama Hwan Seung-Hee memasuki ruangan. Murid baru ini langsung mencuri perhatiannya. Ibaratnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Seung-Hee tentu aja enggak tertarik.
Asli, Seung-Hee bodo amat meskipun banyak yang naksir dia, termasuk ketua geng tukang ngebully di sekolah bernama Taek-Ki. Di sinilah Woo-Yeon berhasil mengambil kesempatan untuk lebih dekat dengan Seung-Hee. Mereka manjat tembok sekolah buat jajan kue beras, makanan kesukaan Seung-Hee. Ya walaupun Woo-Yeon sempat salah paham dengan sebuah kata yang diucapkan oleh Seung-Hee. Pokoknya Woo-Yeon perlahan berubah karena janjinya ke Seung-Hee buat enggak berantem lagi dan Seung-Hee bikin dia sadar soal masa depan. Sayangnya di saat mereka udah terlihat nyaman satu sama lain, Seung-Hee terpaksa pindah lagi bersama ibunya karena pelarian mereka ketauan sama ayahnya yang tukang mabuk.
Baca Juga : Film Kita Kita 2017
“Jika kau menyianyiakan 2-3 tahun, di umur 80-90 tahun kau akan susah. Bersenang-senanglah, tapi jangan lupa belajar.”
Sedih deh, apalagi Woo-Yeon sempet ngebajak speaker sekolah buat menghibur Seung-Hee. Romantis ala anak ABG kan yhaaa, sebelumnya juga adegan mereka dikejar-kejar guru, terus Woo-Yeon megang tangan Seung-Hee biar bisa lari cepet juga romantis. Tapi mau bagaimanapun Seung-Hee jadi penyemangat Woo-Yeon buat kuliah di tempat yang sama, Universitas Hankook. Dia belajar mati-matian biar lulus masuk sana setelah melihat cewek yang disukainya terpampang di brosur iklan universitas.
“Cinta pertama itu seperti belajar berjalan. Kau harus jatuh dulu sebelum bisa berjalan dengan benar.”
Iya sih akhirnya dia bisa kuliah di sana jurusan pendidikan jasmani, terus akhirnya ketemu Seung-Hee dan ngekost di tempat yang sama. Di sanalah ketemu 2 teman barunya yang sama gilanya. Dan kebahagiaannya enggak berlangsung lama karena Seung-Hee punya pacar, keren pula. Sayangnya playboy, semua cewek digodain, dan Woo-Yeon berusaha bikin Seung-Hee sadar. Sampai bela-belain masuk klub rugby. Endingnya enggak saling sapa.
“Bagus kalau dia punya pacar, artinya sainganmu cuma satu, kau bisa menang! Kau punya kesempatan 50%” Geum-Nam
Dari situ langsung loncat ke tahun 2012, di mana teman-teman Woo-Yeon udah terbilang pada sukses, sementara dia masih ujian buat jadi guru dan sambilan kerja di tempat fitness. Tapi dia udah punya pacar sih, cakep pula. Eh enggak sengaja melihat Seung-Hee yang lagi pemotretan sebagai model paruh waktu. Gemes sih, cintanya Woo-Yeon masih belum pudar dan akhirnya malah putus sama pacarnya. Tapi salut sama pacarnya yang langsung nanya ke dia dan melepas dia. Kejadian enggak terduga pun terjadi dan bikin dia harus ngulang ujian setahun lagi.
Baca Juga : Friend Zone Thailand 2019
Mereka akhirnya bersama, iya, untuk beberapa waktu mereka sama-sama. Bahkan tinggal bareng. Mulanya sih bahagia, lama-lama Woo-Yeon mengeluhkan dirinya yang enggak ada kemajuan saat bersama Seung-Hee sementara Seung-Heenya makin sukses. Dan semua unek-unek itu dikeluarkan di hari kematian ayahnya Seung-Hee. Di mana dia ngobrol sama temennya. Seung-Hee denger. Dia marah dan sedih banget. Besoknya dia mengakhiri hubungan dengan Woo-Yeon dan mengambil pekerjaan di Belgia. Terus balik deh ke kehidupan Woo-Yeon sebagai guru olahraga. Di mana Seung-Hee datang dan menanyakan dia udah nerima undangannya apa belum. Mereka ngobrol tapi canggung. Aku gemes sendiri, ingin menangis. Enggak rela. Walau kusempat menduga kalau endingnya enggak gitu.
Pada akhirnya sih ya, cinta pertama emang dalem, enggak bisa dilupakan begitu aja. Tapi, kalau enggak bisa sejalan ya enggak bisa dipaksakan buat bersama juga, karena yang ada malah makan hati menjalaninya. Enggak seimbang gitu. Dan kalau mau ngeluain unek-unek itu harus dipikirin dulu biar enggak menyesal kemudian.
Ini lebih mendekati spoiler ya daripada review ehehe.