Sejak dulu, sebelum berkesempatan hadir di acara Blogger Gathering bertemakan Eat Well Live Well (makan yang baik untuk kehidupan yang lebih baik) with Umami persembahan dari Ajinomoto dan Dream.co.id. Aku selalu berpikir jika rasa gurih (UMAMI) itu adalah perpaduan dari rasa manis dan asin. Padahal bukan. Karena nyatanya UMAMI (gurih) adalah cita rasa yang terpisah.
UMAMI merupakan cita rasa dasar yang kelima setelah manis, asam, asin, dan pahit. Rasa yang selama ini ku sukai setelah rasa asin. Karena UMAMI ini membuatku lebih bersemangat menyantap makanan. Dalam artian memenuhi fungsi pangan (makanan) dalam kehidupan seperti yang diutarakan oleh Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, PhD.
Beliau adalah Professor dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan -> Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan beliaupun merupakan Senior Scientiest South Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center IPB, Bogor. Tidak hanya itu Prof Purwiyatno Hariyadi pun merupakan Vice Chariperson, Codex Alimentarius Comision untuk FAO/WHO.
Balik lagi ke soal pangan (makanan) Yang mana, makanan itu berfungsi sebagai sumber zat gizi, sumber energi. Karbohidrat, protein (asam amino), vitamin, mineral dan juga air. Selain itu makanan berfungsi untuk memberikan kenikmatan. Iya dong, kalau rasanya enggak enak, aromanya enggak menggoda, komposisinya kurang menarik, aku sendiri suka jadi enggak semangat buat makan.
Dan fungsi yang ketiga, fungsi pangan (makanan) ini adalah memberikan pengaruh positif untuk kesehatan. Baik mata, kulit dan lainnya. Nah, untuk mendapatkan ketiga manfaat atau fungsi tersebut. Makanan itu harus dikonsumsi dan dalam jumlah yang cukup ya gaes. Juga dalam kondisi jasmani dan rohani yang sehat. Kalau lagi sakit, atau stres, makanan enak pun biasanya jadi hmm ya begitulah.
Lalu, apakah hubungannya UMAMI dengan MSG dan makan? Udah jelas, hubungannya adalah MSG (Monosodium Glutamat, yang mana glutamat sendiri merupakan salah satu dari 20 asam amino penyusun protein) atau vetsin ini adalah salah satu sumber rasa UMAMI yang di antaranya bisa memperkuat rasa pada makanan dan menambah kelezatan makanan. Euh, lebih terkenalnya sekarang dengan sebutan micin sih ya. Dengan segala fitnah atau kontroversinya. Penyebab kebodohan lha, lemot, migrain, asma, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Aku jadi ingat, dulu, waktu SMK, ada teman yang paling anti sama vetsin atau MSG. Temanku itu, setiap pesan mie ayam dan bakso pasti aja titip pesan ke penjualnya supaya enggak ditambahkan vetsin. Alasannya ya itu tadi, takut jadi lemot, jadi bodoh. Padahal orang Jepang dan China dengan konsumsi MSG terbanyak perkapitanya justru pinter-pinter dan maju. Iya, kan!
Pada tahun 1908, seorang ilmuwan kimia asal Jepang, Dr. Kikunae Ikeda telah meneliti unsur-unsur yang ada pada Konbu (rumput laut Jepang) dan menemukan bahwa rasa sedap di dalam konbu merupakan kontribusi dari ion glutamat. Dr. Ikeda pun memberinya nama UMAMI, sebagai cita rasa dasar yang kelima. Beliau merupakan orang pertama yang dapat memisahkan glutamat dari ganggang laut kering secara kimiawi. Disusul dengan sumber alami Umami dari Inosinat pada tahun 1913 oleh S.Kodama dan Guanilat oleh A.Kuninaka pada tahun 1957.
Sumber gambar : www.ajinomoto.com |
MSG sendiri berbentuk tepung kristal berwarna putih yang mudah larut dalam air dan enggak berbau. Kandungannya adalah glutamat (78,2 %), natrium (12,2 %), dan H2O (9,6 %). Di Indonesia sendiri, MSG merupakan BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang berfungsi sebagai penyedap rasa pada makanan yang diizinkan sebagaimana tercantum pada pasal 3 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.
MSG pun udah diteliti sejak tahun 1988 oleh FAO/WHO dan dinyatakan aman. Kemudian disusul oleh berbagai organisasi lain di dunia pada tahun 1991, 1995, 2003, 2007, 2010. Dan di tahun 2018, dinyatakan bukanlah penyebab sakit kepala atau migrain. Kalau aku mah migrain teh tanggal tua enggak punya uang buat beli kuota kayak sekarang. *sapa yang nanya. Jadi MSG itu aman gaes, enggak perlu was-was lagi deh soal kabar miring akibat menggunakan MSG.
Tapi, walaupun aman, dan enggak ada batasan yang pasti maksimal konsumsi MSG, harus disesuaikan dengan kebutuhan atuh ya. Yang cukup, jangan berlebihan. Da enggak akan enak juga kalau masukin vetsin sebungkus ke masakan atau digadoin (dicamil) *eh. Dan pastikan kamu emang enggak alergi sama MSG.
Selain itu, dalam blogger gathering Eat Well Live Well ini turut hadir mba Dhatu Rembulan selaku parenting blogger dan content creator. Mba Dhatu Rembulan memakai MSG sebagai sumber rasa UMAMI dalam setiap masakannya lho. Termasuk saat MPASI anak-anaknya. Yang mana membuat anak-anak lebih lahap makannya. Bahkan nih, sebenarnya dalam ASI sendiri mengandung asam amino. Selain itu, seperti tempe, tauco, oncom dan terasi pun bercita rasa umami alami.
Kalau kata mba Dhatu Rembulan sih jangan hanya menyalahkan bumbu masakannya kalau misalkan setelah makan jadi sakit kepala, sakit perut. Tapi harus dilihat juga bahan bakunya masih bagus enggak, udah dicuci bersih apa belum kalau sayuran. Terus, alat masaknya bersih enggak. Jangan-jangan cara memasaknya yang salah alias enggak higienis.
Tidak hanya jadi lebih kenal dengan UMAMI dan MSG, dalam acara yang digelar di Kapula Bistro, Jl. Dayang Sumbi, Bandung kemarin pun ada demo memasak bersama chef Deny Gumilang. Yang mana menunya adalah Mie Kocok Bandung (pake Ajinomoto lho untuk sumber UMAMI nya) dan Chicken steak Sambal Matah. Mohon maaf, ku lupa mengabadikan gambarnya karena keburu terlena segelas mie kocok buatan chef Deny yang dibagikan dan rasanya sungguh nikmat. Suka khilaf kalau udah ketemu makanan yang gurih.
Setelahnya, para blogger yang hadir pun ditantang untuk melakukan plating Chicken Milanese Valadostana. Yang mana sebelumnya sudah diberi contoh terlebih dahulu oleh chef Deny Gumilang cara platingnya. Ya, pada akhirnya aku yang bisanya makan aja, platingnya segini juga udah uyuhan.
Dan keseruan blogger gathering ini belum berakhir. Di awal bulan November nanti insyaallah ku akan ikut bersama teman-teman blogger yang kemarin hadir di acara ini untuk main ke pabriknya Aji-no-moto yang udah 50 tahun hadir di Indonesia dan 110 tahun di dunia! Aaah, rasanya ku udah enggak sabar. Menyaksikan proses produksi vetsin yang terbuat dari tebu pilihan berkualitas tinggi di Indonesia.
Sumber informasi :
– dari Narasumber : Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, PhD.
– Buku review Monosodium Glutamat How To Understand It Properly
– Situs www.ajinomoto.co.id