Petualangan Seperempat Abad – Haris Firmansyah

By Gemaulani

Petualangan Seperempat Abad Haris Firmansyah merupakan personal litelature seputar kehidupan penulis dalam pekerjaan dan asmara

Judul : Petualangan Seperempat Abad
Penulis : Haris Firmansyah
Editor : Dion Rahman
Penata Letak : Kum@rt Fitriani Latifah
Desainer Sampul : @hhonhon
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
ISBN : 978-623-00-0391-2
Tahun Terbit : 2019
Tebal : vi + 174 hlm
Harga Pulau Jawa : Rp. 50.000
Kategori : Personal Literature 15+
Blurb :
Bagi orang-orang kebanyakan, usia dua puluh lima berarti sudah punya pekerjaan tetap dengan gaji lumayan. Bisa ngopi siang-siang di Starbucks tanpa mikirin besok makan sama apa meski punya cicilan mobil sama KPR. Punya pasangan yang bakal mengisi rumah impian yang siap sedia memasakkan makan malam yang lezat, dan sosok yang bakal mengisi jok sebelah sambil mendengarkan curhatan-curhatan mumet selama di kantor.
Iya, itu curhatannya orang-orang. Sebenarnya gue juga orang, tapi sayangnya belum mengarah ke sana. Boro-boro. Status di kantor masih pegawai kontrak, rumah masih numpang di orangtua, baru saja diputusin sama calon istri minggu lalu gara-gara gue belum semapan yang dibayangkan. Dan sekarang gue sedang berusaha menemukan diri gue dalam menghadapi quarter life crisis di usia yang sekarang.
***
“Namun, itu hanya rencana indah, kenyataannya gue kebanyakan tidur siang dan mimpi indah.” Hal – 26
Haris, di usianya yang memasuki seperempat abad dalam buku ini mengaku selalu menulis resolusi setiap tahunnya. Termasuk resolusi untuk bisa liburan ke luar negeri karena merasa terpengaruh oleh buku bacaannya selama ini. Sebagai lulusan SMK jurusan Listrik yang akhirnya melanjutkan kuliah D2 di jurusan komputer akuntansi.
Perpindahan jurusan yang berbeda ini dijadikan sebagai bahan olok-olok oleh teman sekelasnya semasa kuliah. Setiap ada kerusakan barang elektronik, semua menunjuknya untuk memperbaiki. Padahal, walaupun sekolah di jurusan Listrik, Haris lebih banyak membaca novel dan komik hingga akhirnya bermimpi menjadi penulis seperti idolanya daripada bercita-cita jadi pegawai PLN.
“Namun, semua sudah terjadi. Sebagai seorang manusia, seharusnya gue nggak boleh menyesali apa yang sudah terjadi. Sekarang yang harus gue lakukan adalah menjalani peran dengan ikhlas.” – Hal 59

Haris baru mulai memiliki pacar saat masuk bangku perkuliahan. Dia mengantar jemput pacarnya naik angkot di depan gang rumah pacarnya, karena hubungan mereka termasuk dalam kategori backstreet. Bahkan sampai Haris bermotorkan motor pilihan orangtuanya pun, dia tetap belum bisa dipertemukan dengan orangtua sang pacar.

Berkali-kali masuk ke tahapan hubungan ke jenjang serius karena merasa cocok satu sama lain, sayangnya jenjang serius itu tak hanya melibatkan dua orang yang saling mencintai saja, tapi dua keluarga di dalamnya. Jadi …

Blurb Petualangan Seperempat Abad Haris Firmansyah ini adalah sinospsis pada bagian cover belakang buku

Selaras dengan kisah cintanya yang enggak berjalan mulus, pun tentang mendapatkan pekerjaan. Banyak rintangannya hingga ketika sudah nyaman dengan sebuah posisi pekerjaan pun, dia harus mengambil sebuah keputusan yang cukup berat, apalagi setelah dikompori seniornya untuk resign. Kompor yang pada akhirnya punya maksud terselubung.

Bagian yang so sweet sekaligus so sad : kepada kekasih gue saat itu, gue menunjukkan calon hunian kami berdua via video call. “Ini rumah masa depan kita,” ucap gue sembari menyoroti isi rumah yang terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar mandi. “Satu kamar bisa kita isi dengan buku-buku koleksi kita yang banyak. Biar impian kamu punya perpustakaan pribadi terwujud.” — ceweknya menanggapi dengan girang.

Haris juga menceritakan seputar perjalanannya menjadi penulis cerita komedi, cerita tentang temannya dan juga cerita tentang memelihara tuyul dalam bentuk sinetron dengan gaya bertuturnya yang khas.

*** 
“Mungkin rezeki seseorang memang mengikuti selera humornya : receh.” –  Hal 138
Buku yang masuk ke kategori personal literature dengan tagline : sebuah cerita komedi ekonomi ini memiliki cover yang buat aku pribadi sih mengundang banyak tanya. Ada hubungan apakah Haris yang mukanya datar itu dengan anak-anak berseragam SMA, termasuk Dilan.
Lalu Spiderman dan Chef Juna. Kalau Tuktuk, dan lainnya yang berkaitan dengan Thailand sih setidaknya ku pernah lihat postingan instagramnya, karena kebetulan jadi salah satu followersnya.
Tapi setelah baca semua halamannya sampai tuntas, akhirnya kupaham apa peran para pengisi cover depan. Walaupun ku lebih suka bagian cover belakang yang Harisnya sama Gajah *eh.
Buku dengan cover depan-belakang yang dominan putih dan biru muda, seolah-olah langit ini memiliki 12 bab di dalamnya. Dari mulai bab tentang resolusi, pendidikan, pertemanan, karir, dan percintaan yang semuanya bisa dibilang ada sangkut pautnya dengan perekonomian.
Sesuai dengan latar belakang Haris yang seorang Sarjana Ekonomi. Walaupun alasan kenapa dia memilih jurusan ekonominya itu bagiku sungguh menggelitik.

Lewat buku ini, aku bisa merasakan banyak rasa. Dan kurasa kamu pun akan merasakan hal itu saat membacanya. Iya, walaupun tertulis sebagai cerita komedi, saat kamu membaca ini, tak hanya tawa saja yang akan datang. Lebih dari itu, akan ada perasaan turut bersedih, merenung dan termotivasi dengan petualangannya Haris selama seperempat abad.
Cocok deh buat dibaca kamu yang mungkin saat ini berada memasuki masa quarter life crisis. Entah itu masalah pekerjaan yang belum tetap, belum mapan, lalu percintaan yang enggak berjalan dengan mulus karena banyak faktor padahal udah ada niatan ke jenjang yang serius, ataupun butuh motivasi untuk mengatur waktu dengan passion.
“Kalau kita minder dan nggak percaya diri dengan karya kita, bagaimana bisa kita berharap orang lain akan menyukainya.” – Hal 70
Secara keseluruhan aku suka isi dari Perjuangan Seperempat Abadnya Haris Firmansyah ini. Karena kebetulan ku memang udah suka dengan tulisan komedinya yang tersebar di blognya sendiri, media online macam mojok.co, voxpop.id . Apalagi di buku ini banyak pesan moralnya dan kalimat-kalimat yang bisa kukutip.
Silakan lanjutkan membaca ini sampai habis untuk melihat kutipan lainnya. Dan jadi tahu juga soal kebiasaan cewek yang ternyata cowok juga punya. Dan gimana perasaan cowok saat ceweknya meminta mengakhiri sebuah hubungan dan lebih memilih cowok lain.

Cuma ada satu sih yang ku kurang begitu suka, ada beberapa artikel komedi yang nangkring di halaman belakang. Soalnya kalau dalam bentuk buku, aku lebih suka lebih banyak porsi cerita personalnya daripada ditambahkan beberapa artikel yang pernah ditulis dan udah tayang di media. Dan akan semakin menarik kalau disertai ilustrasi di dalamnya deh. Serius! Mungkin ini hanya soal selera ya gengs!

 ***
Kutipan yang kurasa akan menamparmu juga !!!
“Semua yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan Tuhan. Bahkan
kita sendiri saja bukan milik kita. Bagaimana mungkin kita tidak bisa
ikhlas dengan apa yang sudah terjadi?” – Hal 66
 
“Sebab jika kamu menyukai suatu pekerjaan, kamu akan selalu bisa meluangkan waktu untuk melakukannya dengan senang hati.” – Hal 71
“Padahal lelaki yang punya kasih sayang tulus nggak bakal membiarkan perempuannya bersusah hati.” – Hal 113
“Apa pun cita-cita gue sewaktu kecil, ketika sudah dewasa, rasanya gue pengin kembali menjadi anak kecil saja. Dunia orang dewasa begitu rumit dan membingungkan. Hidup di dunia yang penuh tekanan, sama sekali nggak gampang.” – Hal 122
“Impian gue dikabulkan ketika gue hampir melupakannya. Mungkin keinginan gue yang lain pun akan begitu. Mimpi-mimpi gue bisa saja terwujud di masa depan. Saat sudah tiba masanya.” – Hal 140
“Nggak ada tempat yang sepenuhnya aman. Zona nyaman itu nggak ada. Begitu pula quarter life crisis … Hidup akan terus menguji manusia sampai kapan pun dan tidak pandang umur … apa yang nggak membunuh kita, itulah yang menjadikan kita lebih kuat.” – Hal 141 

***
Eh ya, yang mau bawa pulang bukunya gratis bisa meluncur ke instagramku @gemaulani.  Atau ke twitterku @gemaulani juga. Ada giveawaynya yang berlangsung hingga tanggal 12 Desember 2019 jam 23.59 WIB. Good luck 🙂

Satu pemikiran pada “Petualangan Seperempat Abad – Haris Firmansyah”

  1. don't judge a book by its cover dong hehehe. Bukunya tersebar di toko buku baik online maupun offline kok. Kalau mau gratis bisa ikut giveaway di instagramku sampai tgl 6 Desember 2019. Siapa tau beruntung. Linknya bisa klik di bagian user Instagramku. Pada bagian paling bawah blogpost ini 🙂

    Balas
  2. Ge.. Ge, kamu jago banget yaaa ngereview buku. Bagian soal kerjaan, jangan pernah mengatakan "saya tidak bisa." Kebetulan saya kuliah di IPB dulu, kampus yg banyak pelesetannya, Institut Perbankan Bogor, Institut Pengusaha Bogor, Institut Pesantren Bogor, Institut Perguruan Bogor, dan saya sendiri merasa jadi lulusan Institut Publisistik Bogor lantaran kuliah di kehutanan tapi kerja jadi jurnalis. Kekeke. Zaman sekarang harus pandai-pandai menjadi generalis jika mau survive. Idealis boleh, tapi harus adaptif juga. Nice book, jadi pengen baca.

    Balas
  3. Haris Firmansyah, salah satu bloger yang pernah satu komunitas. Belum pernah baca bukunya tapi tiap baca blognya selalu suka sama tulisannya. Penasaran banget sama cerita hidupnya di quarter life crisis, karena aku juga sedang menghadapi masa-masa itu. Masukin buku ini dalam salah satu wishlistku deh

    Balas
  4. mantap baca reviewnya aja sudah tergugah untuk selalu memengejar impian dengan target pencapaiannya.

    Sebab jika kamu menyukai suatu pekerjaan, kamu akan selalu bisa meluangkan waktu untuk melakukannya dengan senang hati. ini salah satu ungkapan yang benar adanya seperti yang aku rasakan

    Balas
  5. Duh, kalimatnya koq bikin gemas ya? Jadi pengen ikutan baca tapi lalu ingat bahwa ada sekardus buku yang belum saya baca huhuhu

    Tapi jelas, saya bisa sangat membayangkan bagaimana Haris bercerita melalui bukunya

    Balas
  6. iye euy, abis baca ini aku jadi penasaran pengen baca juga. kayaknya masing masing orang juga akan (atau sudah) merasakan quarter life crisis yang berbeda-beda ya. tapi pasti ada, disadari atau tidak.

    Balas
  7. Usia 25 emang usia yang asik. Aku udah + dikit sih.

    Tapi diusia itu udah bisa dpt uang sndiri, mandiri, bisa lakuin apa aja dengan materi yang dicari sndiri iu happy. Belum lagi masalah percintaan dan semua hal terkait itu. Wkwkw

    Jadi penasaran pgn baca

    Balas
  8. Entah sudah berapa kali saya menemukan istilah Quarter Life Crysis ini. Sepertinya teori ini populer sekali ya, yah karena semua kita merasakannya. Bahkan saya sendiri yang sudah 27 tahun ini.

    Oh ya, saya tertohok dengan kutipan di halaman 122

    Balas
  9. ternyata setiap orang punya kisah menarik dengan yang namanya istilah "seperempat abad ini". AKu saja jujur masih punya banyak impian dan harapan yang tertunda dan akhirnya perlahan akan terwujud di seperempat abad ini. Sudah menemukan titik terang

    Balas

Tinggalkan komentar