Judul : Please be Mine
Penulis : Eugenia Rakhma
Ilustrasi : Ratra A. Airawan
Penyunting : Shara Yosevina
Penata letak : Astrid Arastazia
Desain sampul : Yanyan Wijaya
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit : cetakan pertama, 2018
ISBN : 978-602-455-466-8
Jumlah halaman : 184
***
Blurb :
Kalau dia berhak bahagia sama pilihannya, kenapa kamu enggak? – Evan
Tahun pelajaran baru, untuk pertama kalinya Kiara dan Evan tidak sekelas. Celaka dua belas!
Padahal Kiara butuh sahabat sekaligus superhero-nya itu setelah putus dengan Ferdian, mantannya yang lagi-lagi sudah jadian.
Perang antara dirinya dengan Marischa–cewek baru Ferdian, ditambah Cheril yang bersaing dengannya untuk merebut perhatian Evan, membuat Kiara jatuh terpuruk. Masa SMA yang dinanti malah menjadi mimpi buruk.
Terlebih ketika Kiara menemukan rahasia dari cinta yang begitu dekat, namun tersembunyi rapat-rapat.
***
Kiara dan Evan bersahabat sejak umur 3 tahun, rumah mereka bersebelahan, termasuk jendela kamarnya. Mereka juga selalu satu sekolah sejak TK sampai masuk SMA. Dan selalu sekelas. Memiliki rasa kehilangan yang sama membuat mereka saling mengisi satu sama lain. Persahabatan yang bikin banyak orang ngiri deh, apalagi Evan termasuk cowok idola kedua setelah Ferdian.
Evan selalu jadi pelindung, penyelamat dan penghibur Kiara, termasuk saat dia putus dengan Ferdian, cowok idola se SMP. Dan saat itulah perasaan berbeda muncul di hati Evan. Dan Evan yang anak band udah sering menunjukannya lewat berbagai cara termasuk lagu-lagu yang dinyanyikannya.
Ketika Evan menjadikan mereka pusat perhatian karena melihat pengumuman pembagian kelas di hari pertama masuk SMA dan mereka enggak sekelas, mulanya Kiara tertawa. Meskipun dalam hatinya ia pun merasa sedikit kecewa. Ia tetap menyemangati Evan sebelum sahabatnya itu bilang kalau Kiara sekelas dengan Ferdian. Seolah belum cukup penderitaan Kiara yang harus sekelas dengan mantan, ia juga harus sekelas dengan Marischa, cewek yang disukai Ferdian sejak SMP. Dan itu jelas membuat Evan jadi enggak tenang.
Tapi, walaupun enggak sekelas, Evan selalu punya cara dan berusaha untuk selalu ada buat Kiara. Termasuk saat masalah demi masalah datang menghampiri Kiara. Yang berkaitan dengan hilangnya peralatan sekolah milik Marischa yang akhirnya jadian sama Ferdian. Padahal belum ada sebulan dia putus sama Kiara. Kebayang enggak rasanya dituduh atas sesuatu yang enggak kamu lakukan dan jadi bahan gosip kalau kamu dendam sama pacar barunya mantan.
“Buat gue Evan itu kayak udara, gue udah terlalu biasa sama kehadirannya, sampe kadang enggak kerasa.” Hal 99
Enggak kerasa karena Kiaranya masih mengharapkan Ferdian kembali padanya. Sekalipun dia udah tahu kalau Ferdian cuma menjadikannya sebagai pelarian. Dan itu bikin Evan kecewa sekaligus marah. Kiara belum juga sadar kalau selama ini ia selalu jadi prioritasnya Evan. Sampai-sampai Cheril yang naksir Evan aja selalu di tak acuhkan.
***
Novel teenlit romance ini aku selesaikan dalam waktu satu jam, tapi karena kejutan tak terduga pada endingnya, aku jadi baca dua kali. Kak Rara berhasil mengecoh aku soal dalang dari masalah demi masalah yang menghampiri Kiara. Padahal ada banyak petunjuk yang mengarah ke pelakunya tapi ya itu rapi penyampaian petunjuknya.
Dimulai dengan Prolog, diakhiri dengan epilog, dan alurnya maju, novel ini enggak sekadar menawarkan konflik cinta-cintaan khas remaja dan tema sahabat jadi cinta yang bikin senyam-senyum dan kangen masa sekolah. Lebih dari itu, kamu akan mendapatkan kejutan tak terduga di dalamnya.
Aku suka cara kak Rara membuat penokohannya. Di mana enggak ada yang sempurna, jadi dibikin benci sekaligus cinta sama kedua tokoh utama, Kiara dan Evan. Penyampaian emosinya juga dapet, terutama buat Evan. Aku juga suka dengan penggunaan bahasa yang sederhana, bikin nyaman menikmati kisah mereka tanpa perlu buka kamus bahasa. Dan kalimat retoris Evan, kepolosan Kiara di beberapa bagian juga bikin ceritanya jadi tambah gemes.
Gemes deh sama Kiara yang susah move on padahal udah tahu cuma dijadikan pelarian, gemes juga karena enggak sadar sama perasaannya Evan yang udah mati-matian ngodein dia. Tapi enggak nyalahin Kiara juga sih, karena move on emang enggak semudah membalikan tempe di wajan, apalagi hubungannya sama Ferdian cukup lama. Tapi, di endingnya aku salut sama Kiara.
Tokoh-tokoh pendukung kayak Ferdian, Marischa, Tantra, Adit, dan Cheril pun pas sesuai porsinya. Bikin novel ini makin berwarna dan sulit ditebak nasib persahabatan dan peasaan Kiara dan Evan bakal gimana, terutama ending-nya. Kamu bakal dibikin gemas menebak-nebak siapa pelaku yang bikin Kiara kena masalah.
Aku juga suka covernya yang manis. Tapi warnanya berbeda dari kebanyakan novel teenlit. Dan novel ini pun punya banyak pesan moral juga di dalamnya. Dan enggak akan aku bocorin semua. Satu aja ya. Jadilah orang yang lebih peka sama orang di sekitar kamu.
Terakhir, thanks to Evan, aku jadi kepo sama lagu Kokoro No Tomo.
***
Kutipan Favorit :
1. “Memang, semua orang bisa berubah. Yang tadinya tidak suka, jadi suka. Yang suka, malah jadi tidak suka.” Hal 18
2. “Dia tidak pernah mengerti mengapa sebuah kebahagiaan selalu menciptakan luka di tempat lain.” Hal 42
3. “Aku ini enggak tahu kamu bodoh atau sangat bodoh.” Hal 79
4. “Gue enggak punya kewajiban buat jelasin apapun ke orang yang enggak nanya.” Hal 96
5. “Tangan aku jangan dilepas. Kalau kamu ketinggalan gimana?” Hal 102
6. “Kalau suka ya nyatain dulu. Diterima atau ditolak itu bagian dari resiko.” Hal 105
7. “Kenangan lampau itu boleh disimpan dan kenangan baru bisa menghampirinya.” Hal 116