Judul Buku : Pojok Bermain Anak
Penulis : Umama, M.Kom
Editor : Weka Swasti
Proof Reader : Herlina P Dewi
Desain Cover : Teguh Santosa
Layout Isi : Arya Zendy
Penerbit : Stiletto Book
Tahun terbit : Cetakan 1, Juni 2016
ISBN : 978-602-7572-46-1
Kategori : Parenting – Ibu dan Anak
Tebal : x + 205 hlm
Sinopsis/Blurb
Banyak di antara kita yang mengira kalau PAUD hanyalah sebutan untuk lembaga-lembaga formal seperti TK yang terdaftar oleh Dinas Pendidikan. Padahal, keluarga pun sebenarnya bisa turut berperan dalam pendidikan anak usia dini di rumah, yang kemudian disebut sebagai jalur pendidikan informal. Atau saat ini hits dengan istilah “homeschooling usia dini” alias PAUD di rumah.
Dalam buku ini, penulis menjelaskan berbagai hal mengenai pendidikan anak usia dini (PAUD) melalui implementasi 100 macam aktivitas permainan yang sudah dilakukan penulis dalam program homeschooling usia dininya. Berbagai aktivitas tersebut mudah dipahami, dilakukan serta dimodifikasi oleh Anda yang ingin mendidik sendiri putra-putrinya di rumah.
Buku ini akan menjadi panduan yang sangat membantu Anda dalam mendidik si kecil di rumah, karena sejatinya, tempat belajar paling ideal buat anak usia dini itu di rumah, bersama kita, orangtuanya.
“Setiap permainannya mengandung unsur menumbuhkan semua aspek fitrah, seperti fitrah belajar (sensor motorik), fitrah bakat (gaya belajar), fitrah iman (spiritualitas), fitrah fisik (motorik), dan fitrah perkembangan (kemandirian)” – Harry Santosa; Founder Millenial Learning Center, Penggiat Home Education based on Akhlak & Talents.
***
Buku ini terbagi atas tiga chapter yang terdiri dari beberapa sub bagian. Chapter 1 : Mendampingi Tumbuh Kembang Anak dengan sub bagian berupa : Apa itu Pendidikan Anak Usia Dini?, Kemampuan Motorik Kasar dan Motorik Halus, Kemampuan Sensori, Kecerdasan Majemuk Gardner, Melatih Kemandirian, dan Kecerdasaan Spiritual. Chapter 2 : 100 Aktivitas Seru, Edukatif, dan Islami untuk Homeschooling Anak Usia dini dengan sub bagian : Permainan Indoor, Permainan Outdoor, Outing (Kunjungan Ke Berbagai Tempat). Chapter 3 : Penutup dengan sub bagian : Evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini, Grafik Pertumbuhan Berat Badan oleh WHO, Checklist Indikator Perkembangan Anak Usia Dini oleh DIKNAS.
Sebelum masuk ke bagian pembahasan mengenai buku ini. Sebelumnya aku dibuat termenung oleh selembar halaman sebelum kata pengantar. Dan kalimat yang paling aku sukai adalah “Saya punya mimpi … Kelak … Tidak ada lagi ibu-ibu yang bingung mau bermain apa dengan anak-anak karena tidak punya stok mainan sebab tidak mampu membelinya.” Ya, pada kenyataannya tidak semua ibu / orangtua mampu memberikan banyak mainan bagi anak-anaknya.
***
Chapter 1 : Mendampingi Tumbuh Kembang Anak
“Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban orangtua tentang anaknya sebelum meminta pertanggungjawaban anak tentang orangtuanya.” – Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
“Al-Ummu Madrasatul Ula.” (Ibu Adalah Sekolah Utama)
Peran seorang Ibu itu istimewa. Ibu adalah sekolah utama bagi putra-putrinya. Pada masa usia dini (0-6 tahun), fokus pendidikan anak masih pada penumbuhan dan pembentukan akhlak (karakter), sambil mengenalkannya pada diri, keluarga, lingkungan sekitar, dan pada Allah (melalui eksplorasi dengan beragam kegiatan dan permainan). Ini adalah tahapan krusial, karena di masa-masa inilah seorang anak belajar mengenal dan terbiasa dengan living values (nilai-nilai hidup).
Dalam sub bagian Apa itu Pendidikan Anak Usia Dini, terdapat pengertian stimulasi serta stimulasi yang dapat diberikan ketika bermain dengan anak. Stimulasi adalah rangsangan perkembangan bagi anak.
– Stimulasi Tumbuh Kembang Anak, jenis stimulasi tumbuh kembang untuk memicu perkembangan anak ini meliputi stimulus koordinasi motorik kasar dan motorik halus.
– Stimulasi Minat, Bakat , dan Potensi Anak. Minat merupakan kesukaan seseorang pada jenis-jenis kegiatan, dan sering kali menjadi sebuah hobi, sedangkan bakat adalah kemampuan alami seseorang untuk melakukan jenis-jenis kegiatan tertentu dengan hasil yang lebih baik dibandingkan orang lain yang tidak punya kemampuan alami pada jenis kegiatan tersebut. Kombinasi minat dan bakat menjadikan seseorang memiliki potensi yang dapat membawanya pada kegiatan-kegiatan produktif atau yang bermanfaat bagi dirinya , dan bermanfaat pula bagi orang lain.
“Bila seseorang anak terus distimulasi pada kecerdasannya yang menonjol, maka anak akan semakin mudah berkembang sesuai dengan kekuatan dan kecerdasan tersebut.”
Dan yang perlu digaris bawahi adalah : Secara fitrahnya, tidak ada anak yang dilahirkan bodoh. Semua anak dilahirkan memiliki kecerdasannya sendiri-sendiri.
“Sekali saja kita tergoda untuk membantunya menyelesaikan apa yang sedang kita minta ia menyelesaikannya, maka di waktu lain pun anak kita akan terus mengharapkan bantuan.” – Hal 22.
“Libatkan si kecil ketika Anda melakukan kegiatan ibadah, misalnya dengan mengajaknya turut serta dalam barisan salat berjamaah, turut merasakan gembiranya berbuka puasa, ataupun bersama-sama memberikan zakat pada orang-orang yang tidak mampu.” Hal- 26
Chapter 2 : 100 Aktivitas Seru, Edukatif, dan Islami untuk Homeschooling Anak Usia Dini. Membaca chapter dua ini membuatku teringat akan permainan-permainan yang dulu sering dimainkan bersama Mama. Mba Umama membagi pengalamannya dalam membuat berbagai permainan indoor dan outdoor. Terdiri atas 79 permainan indoor … lengkap dengan tata cara membuatnya, 9 permainan outdoor dan sisanya outing. Yuhu, para emak bisa makin kreatif, dekat dengan anak dan lebih irit uang belanja dong. Dan tentu saja bermanfaat untuk menstimulasi kecerdasan anak. Oke, aku akan bocorin dua aktivitasnya. Aha, yang persis kulakukan bersama Mama, dulu.
Bermain Tenda. Memakai tenda siap pakai boleh, sprei, selimut, kardus besar bekas kulkas dan barang-barang lainnya yang sejenis. Dulu aku pakai selimut dan tempat jemur pakaian. Terus aku bawa bantal dan tiduran di dalamnya.
Membacakan Buku Lebih dari Sekadar “Pengantar Tidur”
“Kamu mungkin punya harta yang tak terhingga, tumpukan emas dan permata. Aku takkan pernah lebih kaya dari padamu. Namun aku punya ibu yang membacakan buku untukku.” – Strickland Gillian.
Ya, akupun begitu, mempunyai mama yang setiap malam membacakan sebuah buku untukku, ralat untuk kami. Aku dan kakakku. Seperti buku tentang cacing Uli dan Aska. Dua orang kakak-beradik yang kakaknya di telan bulat-bulat oleh ular kemudian berhasil diselamatkan oleh sang adik. Itu yang paling membekas. Saking seringnya diceritakan oleh Mama. Tapi dulu nggak pernah bosan sedikitpun.
“Siapa pun yang terhibur dengan buku-buku. Kebahagiaan takkan pernah sirna darinya.” – Ali bin Abi Thalib.
Di sini dibahas mengenai 10 Manfaat membacakan buku untuk anak-anak. Dan yang paling utama adalah Menumbuhkan minat baca seumur hidup. Aku Setuju.
Itu baru dua di antara 79 aktivitas seru secara indoor lho. Belum lagi yang outdoor dan outing.
***
Mendapatkan kesempatan membaca buku parenting – Ibu dan Anak padahal belum menikah itu rasanya luar biasa. Ibarat permen mah nano-nano. Iya, jadi ada kesiapan sendiri kalau nanti menikah kemudian mempunyai anak. Buku ini mengajak para emak untuk lebih dekat dengan si kecil dan lebih kreatif. Mengajak anak bermain sekaligus mendidik tidak harus dengan membeli mainan-mainan mahal. Kemudian tidak perlu mengeluh karena kehilangan momen dengan si kecil yang terlanjur lebih senang menonton tv serta bermain gadget. Dan yang perlu digarisbawahi … pendidikan dasar memang harus dimulai sejak dini, di rumah, bersama kedua orangtua. Dalam buku ini juga terdapat aktivitas islaminya. Kelebihan lain dari buku ini adalah, bukunya berbonus booklet “Checklist Indikator Perkembangan Anak 0-6 Tahun.” Rasanya nggak afdol kalau nggak dibuka. Sekalian checklist perkembangan anaknya para sepupu *terkesan tua sekali aku ini *sekitar 3 minggu lalu udah 23. Yes, bersyukur karena sebagian besar ada pada diri ponakan unyu. Sesuai usia mereka yang satu tahun, satu setengah tahun dan dua tahun.
Kekurangan dari buku ini, hmm apa ya? saking asyiknya membaca, kemudian melihat jenis aktivitas seru serta alat dan bahan, Aku jadi nggak fokus. Oh ya, dengan cover yang menggiurkan, kolaborasi antara kuning dan jingga tapi tidak menyilaukan ditambah ilustrasi roket, gajah, burung, terompet dan kereta api ini menurutku mampu membuat si kecil turut penasaran. Nah akan menyenangkan kan kalau menunjukkan buku ini langsung di bagian membuat permainan kepada si kecil, apalagi kalau ilustrasinya berwarna. Iyes, di dalam buku ini ilustrasinya hitam putih.
Kesimpulannya, dengan memiliki buku ini emak akan menghemat biaya pengeluaran membeli mainan, emak tidak akan kehabisan ide, dan lebih kreatif bahkan bisa memulai usaha membuat mainan. Yes, beberapa aktivitas bisa dijadikan ladang usaha juga. Dan untuk buku setebal 205 halaman ini, tentu nggak berat buat dipahami. Apalagi sebagian besarnya berisi tuntunan beraktifitas. Jadi, emak yang kurang suka baca nggak akan bosen. Tapi ya, sejauh ini, yang aku amati dari tetangga, sepupu, … emak-emak yang nggak terlalu suka baca tetap membelikan buku bacaan untuk anak-anaknya. *Kalimat terakhir memang nggak nyambung. Tolong dimaafkan.