The Lady In Red – Arleen A

By Gemaulani

Judul : The Lady In Red
Penulis : Arleen A
Editor : Dini Novita Sari
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2016
Jumlah Halaman : 360
ISBN : 978-602-03-2712-9
Blurb :

Betty…
Sebenarnya tidak ingin bersekolah di sekolah swasta yang mahal itu.
Bersekolah di sana hanya karena mendapatkan beasiswa.
Tidak tahu bahwa itu akan mengubah hidupnya.

Robert…
Sebenarnya tidak suka bersekolah di sekolah swasta yang mahal itu.
Bersekolah di sana hanya karena disuruh orangtuanya.
Tahu bahwa itu memang jalannya ketika ia melihat Betty.

Rhonda…
Tahu ia gemuk.
Tidak tahu bahwa ia menyukai Greg
Tidak tahu bahwa Greg menyukainya.

Greg…
Tahu bahwa ia hanya pekerja di peternakan milik keluarga Rhonda.
Tidak tahu apakah ia berhak menganggap tempat itu rumah.
Tidak tahu apakah ia berhak menyukai Rhonda.

Tapi sejauh apa pun dirimu pergi.
Sejauh apa pun perasaanmu menjauh.
Selalu ada tempat yang menarikmu pulang.
Selalu akan ada hati yang menarikmu kembali.
***
Sejak pertama kali liat cover The Lady In Red ini, kulangsung jatuh hati. Belum lagi judulnya, membuatku penasaran sekalipun belum pernah baca novel karya Arleen A. Covernya itu terkesan sederhana tapi manis. Apalagi kusuka paduan merah dan hitam.
Sebelum baca isinya, aku selalu menelusuri dulu sinopsis di belakang cover/blurb. Dan aku yang jarang beli novel dibuat bengong karena baru menemukan blurb jenis begini. Jadi mulai menebak-nebak ini antara Betty, Robert, Rhonda dan Greg ini terlibat cinta segiempat apa gimana. Dan tentu saja terjawab pas baca novelnya sampai tamat.
Nama mba Arleen A ini asing buatku. Dan awalnya kupikir bukan penulis lokal. Kupikir ini novel terjemahan. Ternyata bukan. Tapi ini novel memang rasa novel terjemahan gitu deh. Ditunjang sama settingnya yang membuatku serasa masuk ke dalam cerita. Bisa membayangkan gimana luas dan indahnya wotton farm. Terus setting waktunya terbagi ke dalam tiga bagian itu menarik. Tahun 1920-1955, 2003-2012 dan 2019-2020. Alurnya maju, tapi di beberapa bagian ada sangkut pautnya sama masa lalu.
Konfliknya ringan tapi menarik buat terus diikuti sampai akhir. Kita diajak untuk memecahkan teka-teki dan misteri. Walaupun di masa depan rada ngeri dikit karena ada unsur balas dendam dengan cara bunuh membunuh.
Ada bab yang beberapa kali bikin aku mikir. Kayak kok tiba-tiba ada Jerry sama Wanda dan Stephens Farm. Ternyata nanti ada sangkut pautnya di bab bab selanjutnya. 
Uniknya lagi, ada bagian interlude di mana penulis menceritakan tentang si topi merah. Ada benang merahnya gitu sih sama isi cerita.
Secara keseluruhan aku suka. Walaupun paragrafnya panjang-panjang dan percakapannya dikit-dikit. Ceritanya mungkin bakal lebih hidup dan lebih seru kalau percakapan seimbang.
Terakhir, aku suka ini karena genrenya romance *eaa.
***
1920-1955
Betty Liu, menyadari jika dirinya berbeda. Dia keturunan tionghoa dengan kulit seperti buah pisang yang sudah di kupas, mata sipit, dan rambut yang hitam seperti arang. Tapi dia lahir di Amerika dan merasa dirinya orang Amerika. Ibunya orang yang percaya takhayul dan ayahnya bekerja di sebuah pompa bensin. Dan Betty memiliki kepandaian yang membuatnya mendapatkan beasiswa untuk masuk SMA swasta terbaik di Redwood High School. Tapi siapa sangka, di sana dia bertemu Robert, yang menjadi jodohnya. Dan kehidupannya berubah.
Robert pun punya masalah yang sama seperti Betty dia tidak suka bersekolah di sana. Jika banyak yang menganggap Redwood keren, dia justru merasa sekolahnya biasa-biasa saja. Tapi dia menyukai Betty sejak pertama kali melihatnya. Apalagi rambut hitam Betty yang kelihatannya lembut selembut sutra. Penasaran banget Robert ini pengin menyentuh dan mengelusnya. Keluarganya punya Wotton Dairy Farm, peternakan sapi yang memproduksi dan menjual susu kedua terbesar di Fort Bragg. Robert bertubuh kurus dengan rambut berwarna merah. Dipeternakan ayahnya, ada seorang pekerja termuda yang dianggap Robert sebagai kakaknya, namanya Burk. Dan Robert menyukai peternakan kedua orangtuanya.
“Seluruh bagian dari tempat itu memberinya perasaan bahagia seolah tidak ada hal buruk yang dapat terjadi di tempat itu.” Hal – 24.
***

2003 – 2012
Betty masih hidup dan mempunyai cicit, Henry dan Rhonda. Henry (4 tahun) dan Rhonda (masih bayi) dititipkan pada Nana Betty di Wotton Farm sejak ibunya meninggal. Rhonda senang melukis. Ia membuat banyak sketsa anak sapi yang diberi nama bubu. Dia pun menyukai Wotton Farm yang luasnya menjadi 270 hektare. Karena Robert membeli Stephens Farm yang sebelumnya beberapa kali berganti pemilik. Di sana ada Greg, anak dari salah satu pekerja di Wotton Farm. Usianya berada di antara Henry dan Rhonda. Mereka sering bermain bertiga sebelum Henry sekolah di San Francisco. 
Dan saat Rhonda mulai bersekolah, saat itulah semakin banyak pergesekan antara dia dengan Greg. Yang tadinya dekat jadi perlahan menjauh. Dan ada satu kejadian di mana Rhonda dan Greg sama-sama tidak bisa melupakannya. Padahal awalnya Rhonda cuma iseng. Lalu ke mana akhirnya takdir membawa perasaan mereka?
Happy endingkah apa sad ending? Nyahaha, baca sendiri ya. Perjalanan kisah mereka nyambung di 2019 sampai 2020. Nggak seru kalau dikasih tahu di sini. Yang pasti mah ramai rasanya. Banyak nyeseknya sih sama keputusan-keputusan yang diambil Rhonda maupun Greg *eeh, apalagi kalau bacanya sambil kena flu. Pengin nangis dan garuk-garuk tembok. Apalagi pas Peter kemudian Brandon muncul.

Tinggalkan komentar