Waktu kakak ipar menawarkan untuk ikut liburan ke Dunia Fantasi (Dufan) Ancol, aku sebenarnya maju-mundur. Antara ingin ikut, tapi di sisi lain ragu-ragu. Apakah ku masih kuat untuk naik wahana-wahana Dufan terutama wahana yang menguji adrenalin. Soalnya, terakhir kali ke Dufan itu waktu masih SMK. Berarti sekitar 10 tahunan yang lalu. Udah lama banget ya kan. Tapi akhirnya ikut juga setelah menyelesaikan beberapa deadline tulisan ditemani oleh tiga teman setia yang membantuku untuk tetap kuat di segala aktivitas.
|
Mau ke mana? ke hatimu aja boleh enggak? hahaha *bercanda |
Sampai di sana, ketika yang lain rundingan mau ke mana dulu karena cuaca Jakarta siang itu panas banget (tidak bersahabat apalagi untuk anak-anak) … eh aku yang enggak tahu diri malah melipir menuju ke Wahana Baling-baling sendirian.
Sendirian …
Sendirian …
Sendirian …
Coba baca “sendiriannya,” pakai gaya bicara pengisi suara di Spongebob Squarepants bagian Squidward naik mesin waktu demi mencapai ketenangan main klarinet.
Wahana baling-baling yang berada di area Dunia Kartun ini meskipun berwarna merah muda, tapi dia jauh dari kesan anggun. Ya gimana, kita diputer-puter dan berayun di ketinggian 30 meter. Dikasih jeda sepersekian menit di atas untuk menikmati indahnya pemandangan di ketinggian. Pas jeda di atas itu enak banget suer. Angin sepoi-sepoi. Eh kemudian dijatuhkan lagi, dinaikan lagi, diputer-puter lagi sampai ku enggak bisa menahan hasrat untuk teriak-teriak sambil sesekali memejamkan mata. Secara berputarnya hingga 360 derajat! Ngeri juga
atuhlah
|
aku saat bertemu kembaran-kembaranku. Bedanya mereka lucu gemesin aku tidak ๐ |
Wahana Halilintar
Dikarenakan kumelihat antrian yang panjang di wahana dunia kartun lainnya, ya udah cari yang ngantrinya enggak pakai lama aja. Karena ku malas menunggu lama-lama
kayak nunggu pesan dari kamu. Akhirnya ku menuju ke wahana halilintar.
Roaller coaster raksasa perpaduan warna biru dan jingga yang dulu sehabis naik alih-alih takut, malah rasanya bikin sakit badan.
Udah tahu bikin sakit badan, masih aja naik wkwkwk.
Ternyata siang itu antriannya lumayan. Dan ku bertemu dengan dedek-dedek gemes yang tadi naik baling-baling juga. Serasa ngenes karena ku sendirian. Mereka gandengan. Mana pada jangkung-jangkung pula postur mereka. Jadilah ku macam kurcaci yang posturnya gemuk. Body shaming ke diri sendiri lah sesekali mah enggak pa-pa.
Dan apa yang kurasakan saat naik halilintar ini. Rasanya biasa aja. Mungkin efek hidupku yang setahun belakangan ini benar-benar kayak roaller coaster nih. Jadi pas naik roaller coaster eh halilintar ini enggak terasa seramnya. Ya udah kamu meluncur, sedikit memutar dan kemudian tiba kembali ke tempat untuk naik dan turun.
Wahana Hysteria
Karena banyak wahana yang sedang istirahat terlebih dahulu, akupun muter-muter enggak jelas. Sampai akhirnya ketemu lagi sama kakak ipar, temennya, keponakan kakak ipar dan temennya yang satu lagi. Sementara anak-anak dijaga sama bapak-bapaknya di suatu wahana buat anak. Akhirnya kita memutuskan untuk naik wahana Hysteria. Aku, kakak ipar dan salah satu temannya. Ngantrinya panjang. Bedanya, tempat antriannya teduh enggak kayak Halilintar.
Siang itu hanya satu yang beroperasi. Kan ada dua tuh bersebelahan. Kamu pasti mau bilang : “wahana Hysteria aja berdua, masa kamu masih sendiri!” Aku tahu apa yang ada dipikiranmu #soktahu. Kebetulan kami bertiga mendapatkan kursi menghadap ke depan. Kebetulan ini kali pertama kumencoba Hysteria juga. Jadi penasaran kayak gimana sih rasanya.
Cukup lama menunggu sebelum dimulai membuatku kepanasan.
Atuhlah aku itu jenis manusia yang gampang keringetan. Dikasih cuaca panas dan dijemur di wahana ini membuat wajahku memerah semua dan keringat bercucuran. Jadi pas ke foto senyumnya kurang ikhlas gitu lha.
|
Berusaha tuk tetap tersenyum walaupun panas banget |
Lalu apa yang kurasakan? Pas pertama naik sih deg-degan. Kayak roket diluncurin gitu kan. Teriak? iya, pas awal itu doang aku teriak. Selebihnya ku malah ketawa-tawa. Kurasa aku mulai enggak waras deh. Yang lain jejeritan, aku malah ketawa. Puas banget pula ketawanya. Dan ternyata durasi permainannya juga enggak lama.
Eh ya, kalau cetak dua foto bisa dapet file fotonya sebanyak 6 foto via bluetooh lho. Dan ada kertas potongan diskon saat ingin mencetak foto di wahana lain. Lumayan. Kakak ipar mencetak yang harganya 25-35 ribu.
Wahana Kora-kora
Waktu dulu ke Dufan, ku belum sempat menaiki perahu ayun bernama kora-kora ini karena antriannya euy enggak nahan. Akhirnya kami bertiga ditambah keponakannya kakak ipar (jadi berempat) naik ini. Karena enggak ada minimal tinggi badan kalau enggak salah. Iya itu ponakan kakak ipar ingin naik Hysteria juga sebenernya cuma tinggi belum cukup.
Kami bertiga duduk di bagian tengah. Berhadapan dengan temannya kakak ipar. Dan wahana ini cukup memacu adrenalin juga sih, terutama saat ritmenya semakin cepat dan semakin tinggi. Seru aja melihat orang-orang di hadapan kami teriak-teriak, memejamkan mata, saling berpelukan. Dan bahkan ada yang sampai nangis minta udahan. Yuhu, ponakannya kakak ipar ternyata kuat.
|
Sebelum kora-kora dimulai |
Dan kuterpaksa naik kora-kora untuk kedua kalinya saat menemani mamanya kakak ipar. Beneran kukaget waktu beliau bilang mau naik kora-kora. Yang kedua ini aku agak deg-degan soalnya belum makan hahaha. Enggak deh, lebih karena naik kedua kalinya setelah naik Bianglala yang lama banget durasinya. Sepertinya aku lebih takut wahana yang muternya pelan-pelan dan diem di tempat tinggi cukup lama deh.
Aku cuma mau bilang : naik wahana yang memacu adrenalin ini memang sebaiknya dicoba sekali aja di hari yang sama. Kalau dua kali, jadinya ya lumayan pusing juga pas turun. Pusing dedek bang naik kora-kora dua kali.
Wahana Alap-alap
Kalau halilintar merupakan roaller coaster untuk abege, dewasa dan pokoknya tinggi minimal 145 apa 142 cm sih. Pokoknya segitulah. Nah Alap-alap ini versi mininya – bisa dinaiki sama anak-anak. Eh ini bukan keretanya yang mini. Tapi relnya yang mini (baca : enggak terlalu tinggi dan muter kayak halilintar). Dan seru juga sih naik ini walaupun ya sama enggak membuatku menjerit.
|
gini kali ya nanti pas punya anak wkwkwk |
Wahana Bianglala
Paling males sebenernya aku antri di Bianglala ini. Banyak banget peminatnya. Udah gitu sampai 6 kali putaran. Lama banget rasanya. Mau ambil foto juga tanganku malah gemeteran. Takut hapenya jatuh. Wassalam nanti ku enggak punya hape lagi. Tapi wahana ini emang paling cocok dinaiki bersama keluarga. Semua bisa naik ya kan.
Wahana Turangga-rangga
Akhirnya, akhirnya aku bisa naik kuda dengan tenang. Eh ya iyalah kudanya diem, mainan gini. Cuma muter aja. Asli kalau kuda beneran aku takut. Termasuk kuda delman. Tapi seru juga sih naik turangga-rangga ini. Sambil muter bisa sambil lihat kebahagiaan ibu-ibu, bapak-bapak beserta anak-anaknya. Dan juga mas-mas, mba-mba ataupun dedek-dedek gemas yang datang berduaan ataupun bergerombol.
Wahana Gajah Bledug
Wahana Gajah Bledug dengan aneka warna inipun termasuk yang ramah anak. Semua usia bisa naik asal didampingi orang dewasa. Sumpah enggak nahan sama ekspresi gajahnya. Lucu banget. Yang perlu diperhatikan saat naik wahana ini adalah : jangan lupa tarik dan lepas tuasnya. Jadi itu gajah yang dinaiki bisa naik dan turun. Enggak cuma muter di bawah aja. Kan bosan. Kemarin banyak yang kebingungan cara supaya sang gajah bisa terbang eh naik ke atas maksudnya. Enggak ada pemberitahuan juga sih dari petugasnya sebelum naik. Kami sih inisiatif sendiri tuh mainin tuasnya.
Istana Boneka
Ini menjadi wahana terakhir yang kunaiki karena udah menjelang maghrib. Udah mau tutup kan kalau di
weekdays. Kalau
weekend mah sampai jam delapan malam. Istana Boneka juga tentunya bisa dirasakan oleh semua umur. Kita naik perahu-perahuan lalu perahunya meluncur pelan-pelan. Kita menikmati boneka-boneka yang bergerak-gerak dari berbagai budaya. Baik dalam negeri maupun luar negeri.
Ngomong-ngomong ngeri juga ya kalau tersesat di sini malam-malam. Di antara para boneka yang gerak-gerak.
Dan berakhirlah sudah hari itu. Aku enggak bisa merasakan wahana Tornado karena dia sedang main tenis eh maintenance alias sedang perawatan secara berkala. Katanya sampai 30 November kalau aku lihat di official instagram Dufan. Jadi, kesimpulannya, dari sekian wahana yang kucoba hari itu. Baling-baling juaranya. Juara bikin deg-degan dan jejeritan. Gimana, kamu udah coba juga si baling-baling berwarna merah muda? Mau tau juga dong, wahana favorit kamu di Dufan apa?
kita cocok nih mba nyobain wahana beradrenalin tinggi bareng :D. aku mah cinta matiiik ama wahana2 yg bikin triak2 ini. makin seram, makin kusukaaa hahahahhaa.. jujur aja dufan udh ga terlalu menantang, tp ttp sih aku msh suka ama bbrp wahananya.. pokoknya tiap kali ksana ya pasti yg aku cobain cm extreme rides, selebihnya ga pengen :D. cm sebel yaaa kalo antriannya panjang banget :(.
Wah, saya sudah lama sekali ga ke dufan, mungkin terakhir kali sekitar 10-15 tahun yang lalu? Haha