Teruntuk Nenek dan Kakek yang kini jauh dari jangkauan.
Semoga Nenek dan Kakek selalu berbahagia di sana. Entah mengapa Nggi ingin mengirimkan surat untuk kalian yang mungkin tidak akan terbaca. Tapi biarlah, biarkan surat ini menghiasi blog Nggi … mengutarakan bahwa Nggi merindukan kalian. Sudah berapa lama kita tidak bertemu untuk saling bercengkrama, bertukar cerita dan canda tawa, bermain tatarucingan (tebak-tebakan)? Belasan tahun. Ya, tidak terasa sudah belasan tahun kita terpisah jarak, ruang dan waktu. Dan Nggi sungguh merindukan kalian.
Beberapa kali Kakek datang ke dalam mimpi dan rasanya seperti nyata untuk Nggi. Melihat Kakek membongkar isi lemari dan memasukkan beberapa potong baju ke dalam kain sarung. Di mimpi yang lain, Kakek masih tetap sehat dengan selang infus di tangan dan akhir tahun kemarin … menunggu kami pulang seperti biasanya duduk di kursi dekat pintu masuk, di depan rumah sambil tersenyum dan bilang ingin makan bakso. Tapi anehnya tak sekalipun Nggi memimpikan Nenek, bahkan saat Nenek baru saja pergi.
Perlu banyak waktu untuk akhirnya bisa menerima kenyataan bahwa hari-hari Nggi tidak akan pernah sama lagi ketika Nenek dan Kakek pergi. Seperti tak lagi mencium bau harum dari bubur yang Nenek dan Kakek jual setiap harinya. Suara lembut penuh kasih sayang yang memanggil Nggi dan Aa untuk minum susu ketika sahur. Belajar membuat kicimpring, dodol nangka dan masih banyak lagi. Nggi juga kangen memasak air untuk Kakek mandi setiap Nggi pulang sekolah saat masih SD.
Apa Nenek ingat betapa bersusah payahnya kita untuk mengusir sekawanan ayam yang menyerbu kebun jagung kakek? Itu sungguh melelahkan, tapi menyenangkan karena dilakukan bersama Nenek. Apa Kakek ingat kalau kita sering menonton Sepak Bola lokal sampai Piala Dunia bersama? Bermain kartu cangkulan bersama kakak juga, tatarucingan, bahkan menggambar.
Apa Nenek dan Kakek bisa melihat Nggi dari sana? Kalaupun tidak bisa, semoga do’a Nggi sampai ke sana ya? Semoga kelak kita bisa dipertemukan kembali. Nggi sayang kalian.
Cucu Nenek dan Kakek
Gilang.
Semoga Nenek dan Kakek selalu berbahagia di sana. Entah mengapa Nggi ingin mengirimkan surat untuk kalian yang mungkin tidak akan terbaca. Tapi biarlah, biarkan surat ini menghiasi blog Nggi … mengutarakan bahwa Nggi merindukan kalian. Sudah berapa lama kita tidak bertemu untuk saling bercengkrama, bertukar cerita dan canda tawa, bermain tatarucingan (tebak-tebakan)? Belasan tahun. Ya, tidak terasa sudah belasan tahun kita terpisah jarak, ruang dan waktu. Dan Nggi sungguh merindukan kalian.
Beberapa kali Kakek datang ke dalam mimpi dan rasanya seperti nyata untuk Nggi. Melihat Kakek membongkar isi lemari dan memasukkan beberapa potong baju ke dalam kain sarung. Di mimpi yang lain, Kakek masih tetap sehat dengan selang infus di tangan dan akhir tahun kemarin … menunggu kami pulang seperti biasanya duduk di kursi dekat pintu masuk, di depan rumah sambil tersenyum dan bilang ingin makan bakso. Tapi anehnya tak sekalipun Nggi memimpikan Nenek, bahkan saat Nenek baru saja pergi.
Perlu banyak waktu untuk akhirnya bisa menerima kenyataan bahwa hari-hari Nggi tidak akan pernah sama lagi ketika Nenek dan Kakek pergi. Seperti tak lagi mencium bau harum dari bubur yang Nenek dan Kakek jual setiap harinya. Suara lembut penuh kasih sayang yang memanggil Nggi dan Aa untuk minum susu ketika sahur. Belajar membuat kicimpring, dodol nangka dan masih banyak lagi. Nggi juga kangen memasak air untuk Kakek mandi setiap Nggi pulang sekolah saat masih SD.
Apa Nenek ingat betapa bersusah payahnya kita untuk mengusir sekawanan ayam yang menyerbu kebun jagung kakek? Itu sungguh melelahkan, tapi menyenangkan karena dilakukan bersama Nenek. Apa Kakek ingat kalau kita sering menonton Sepak Bola lokal sampai Piala Dunia bersama? Bermain kartu cangkulan bersama kakak juga, tatarucingan, bahkan menggambar.
Apa Nenek dan Kakek bisa melihat Nggi dari sana? Kalaupun tidak bisa, semoga do’a Nggi sampai ke sana ya? Semoga kelak kita bisa dipertemukan kembali. Nggi sayang kalian.
Cucu Nenek dan Kakek
Gilang.